Denpasar (Antara Bali) - Penduduk yang bekerja di Bali sebanyak 2,38 juta orang hingga Februari 2016 atau meningkat 10.451 orang dibandingkan angkatan kerja pada bulan Agustus 2015 yang tercatat 2,37 juta orang.
Kepala Bidang Neraca wilayah dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Didik Nursetyo Hadi di Denpasar, Senin, mengatakan angka pekerja tersebut justru berkurang 76.318 orang jika dibandingkan angkatan kerja Februari 2015 tercatat 2,45 juta orang.
Ia mengatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada Februari 2016 menjadi 2,12 persen naik dibanding TPT Agustus 2015 yang hanya mencapai 1,99 persen dan TPT Februari 2015 1,37 persen.
Didik mengungkapkan penduduk yang bekerja pada Februari 2016 menurun sebesar 3,84 persen dari kondisi Februari 2015, namun terdapat variasi antar sektornya.
Sektor transportasi dan jasa kemasyarakatan merupakan dua sektor yang mengalami peningkatan yakni masing-masing sebesar 36,15 persen 12,61 persen.
Didik menambahkan enam sektor lainnya mengalami penurunan yang meliputi sektor industri 17,40 persen, pertanian 10,12 persen, keuangan 9,93 persen, kontruksi 4,94 persen, perdagangan 1,91 persen serta lainnya yang yang meliputi pertambangan, penggalian dan LGA 33,33 persen.
Penduduk yang bekerja di sektor formal pada Februari 2016 sebesar 46,93 persen, sementara penduduk yang bekerja di sektor informal sebesar 53,07 persen.
Penduduk yang bekerja di sektor formal didominasi oleh mereka yang berstatus sebagai buruh (karyawan) sebanyak 1.009.604 orang (43,29 persen), penduduk yang bekerja pada sektor informal didominasi oleh mereka yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 452.674 orang (19,41 persen), berusaha sendiri 325.000 orang (13,94 persen) dan pekerja keluarga (pekerja tak dibayar) sebanyak 305.130 orang (13,08 persen).
Berdasarkan jam kerja pada Februari 2016 terdapat 1.36 juta orang (58,39 persen) bekerja 35 jam lebih per minggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu sebanyak 970.346 orang (41,61 orang), ujar Didik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kepala Bidang Neraca wilayah dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Didik Nursetyo Hadi di Denpasar, Senin, mengatakan angka pekerja tersebut justru berkurang 76.318 orang jika dibandingkan angkatan kerja Februari 2015 tercatat 2,45 juta orang.
Ia mengatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada Februari 2016 menjadi 2,12 persen naik dibanding TPT Agustus 2015 yang hanya mencapai 1,99 persen dan TPT Februari 2015 1,37 persen.
Didik mengungkapkan penduduk yang bekerja pada Februari 2016 menurun sebesar 3,84 persen dari kondisi Februari 2015, namun terdapat variasi antar sektornya.
Sektor transportasi dan jasa kemasyarakatan merupakan dua sektor yang mengalami peningkatan yakni masing-masing sebesar 36,15 persen 12,61 persen.
Didik menambahkan enam sektor lainnya mengalami penurunan yang meliputi sektor industri 17,40 persen, pertanian 10,12 persen, keuangan 9,93 persen, kontruksi 4,94 persen, perdagangan 1,91 persen serta lainnya yang yang meliputi pertambangan, penggalian dan LGA 33,33 persen.
Penduduk yang bekerja di sektor formal pada Februari 2016 sebesar 46,93 persen, sementara penduduk yang bekerja di sektor informal sebesar 53,07 persen.
Penduduk yang bekerja di sektor formal didominasi oleh mereka yang berstatus sebagai buruh (karyawan) sebanyak 1.009.604 orang (43,29 persen), penduduk yang bekerja pada sektor informal didominasi oleh mereka yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 452.674 orang (19,41 persen), berusaha sendiri 325.000 orang (13,94 persen) dan pekerja keluarga (pekerja tak dibayar) sebanyak 305.130 orang (13,08 persen).
Berdasarkan jam kerja pada Februari 2016 terdapat 1.36 juta orang (58,39 persen) bekerja 35 jam lebih per minggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu sebanyak 970.346 orang (41,61 orang), ujar Didik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016