Surabaya (Antara Bali) - Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi,
turut menceburkan diri ke Selat Madura, di Jawa Timur, bersama 2.016
prajurit tepat di bawah Jembatan Suramadu dalam rangka Hari Ulang Tahun
ke-15 Pasukan Marinir TNI AL-1, Kamis.
"Saya mencebur sebagai penyemangat bagi prajurit saat berenang melintasi Selat Madura, tapi saya hanya berenang 50 meter dan tidak sampai finis," ujar Supandi, kepada wartawan usai memberangkatkan renang prajurit di kaki Jembatan Suramadu.
Sebelum mencebur ke laut, dia meletuskan pistol ke udara sebagai pertanda dimulai berenang melintasi jarak sekitar 5,4 kilometer itu.
Selama lebih dari 15 menit, orang nomor satu di jajaran TNI AL itu mengapung di laut dan sesekali menyapa sekaligus memberi semangat kepada prajurit-prajurit yang secara berkelompok sedang berenang.
"Berangkat bersama maka finis juga harus sama-sama, serta bisa membangun kelompok agar tidak terpisah dan ada yang tertinggal," ujar dia, didampingi Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Marinir) Buyung Lalana, serta para pejabat lain TNI AL.
Menurut dia, berenang melintasi Selat Madura merupakan pembinaan tradisi dan sebagai pengukur kemampuan prajurit Korps Marinir TNI AL dalam melaksanakan tugas operasi amfibi, sehingga tidak bisa dipisahkan dari kompetensi prajurit.
"Kegiatan ini juga untuk membangun semangat serta memberi kesempatan agar tahu berenang sesungguhnya di laut dan seberapa mampu mereka melakukannya," kata mantan panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL itu.
"Terakhir melintasi Selat Madura dilakukan pada 1996 dengan peserta tidak seperti sekarang. Nanti jangan 20 tahun sekali, tapi 5-10 tahun sekali harus dilakukan," kata mantan gubernur Akademi Angkatan Laut itu.
Para prajurit yang mengenakan pakaian dinas lapangan itu berasal dari prajurit Pasukan Marinir TNI AL-1 maupun di luar satuan itu, dengan rincian 644 perenang dari prajurit Brigade Infanteri-1 Marinir, 526 perenang dari Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir, dan 360 personel dari Resimen Artileri-1 Marinir.
Kemudian, sebanyak 360 personel dari Resimen Kavaleri-1 Marinir, 50 personel dari Batalion Marinir Pertahanan Pangkalan V Surabaya, 50 perenang dari Komando Pendidikan Korps Marinir, dan 26 perenang dari Akademi Angkatan Laut.
Ikut memeriahkan kegiatan tersebut, 20 prajurit Batalion Intai Amfibi-1 Marinir melaksanakan demonstrasi terjun payung yang mendarat di atas ponton tengah laut sisi timur Jembatan Suramadu yang dipimpin Perwira Seksi Operasi Batalion Intai Amfibi-1 Korps Marinir TNI AL, Mayor Marinir M Abdilah.
Tidak ketinggalan 200 perahu nelayan dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia wilayah Surabaya ikut meramaikan acara tersebut, bakti sosial berupa pengobatan gratis untuk 1.500 pasien umum di garis finis sisi Madura, serta hiburan musik maupun kesenian. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya mencebur sebagai penyemangat bagi prajurit saat berenang melintasi Selat Madura, tapi saya hanya berenang 50 meter dan tidak sampai finis," ujar Supandi, kepada wartawan usai memberangkatkan renang prajurit di kaki Jembatan Suramadu.
Sebelum mencebur ke laut, dia meletuskan pistol ke udara sebagai pertanda dimulai berenang melintasi jarak sekitar 5,4 kilometer itu.
Selama lebih dari 15 menit, orang nomor satu di jajaran TNI AL itu mengapung di laut dan sesekali menyapa sekaligus memberi semangat kepada prajurit-prajurit yang secara berkelompok sedang berenang.
"Berangkat bersama maka finis juga harus sama-sama, serta bisa membangun kelompok agar tidak terpisah dan ada yang tertinggal," ujar dia, didampingi Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Marinir) Buyung Lalana, serta para pejabat lain TNI AL.
Menurut dia, berenang melintasi Selat Madura merupakan pembinaan tradisi dan sebagai pengukur kemampuan prajurit Korps Marinir TNI AL dalam melaksanakan tugas operasi amfibi, sehingga tidak bisa dipisahkan dari kompetensi prajurit.
"Kegiatan ini juga untuk membangun semangat serta memberi kesempatan agar tahu berenang sesungguhnya di laut dan seberapa mampu mereka melakukannya," kata mantan panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL itu.
"Terakhir melintasi Selat Madura dilakukan pada 1996 dengan peserta tidak seperti sekarang. Nanti jangan 20 tahun sekali, tapi 5-10 tahun sekali harus dilakukan," kata mantan gubernur Akademi Angkatan Laut itu.
Para prajurit yang mengenakan pakaian dinas lapangan itu berasal dari prajurit Pasukan Marinir TNI AL-1 maupun di luar satuan itu, dengan rincian 644 perenang dari prajurit Brigade Infanteri-1 Marinir, 526 perenang dari Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir, dan 360 personel dari Resimen Artileri-1 Marinir.
Kemudian, sebanyak 360 personel dari Resimen Kavaleri-1 Marinir, 50 personel dari Batalion Marinir Pertahanan Pangkalan V Surabaya, 50 perenang dari Komando Pendidikan Korps Marinir, dan 26 perenang dari Akademi Angkatan Laut.
Ikut memeriahkan kegiatan tersebut, 20 prajurit Batalion Intai Amfibi-1 Marinir melaksanakan demonstrasi terjun payung yang mendarat di atas ponton tengah laut sisi timur Jembatan Suramadu yang dipimpin Perwira Seksi Operasi Batalion Intai Amfibi-1 Korps Marinir TNI AL, Mayor Marinir M Abdilah.
Tidak ketinggalan 200 perahu nelayan dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia wilayah Surabaya ikut meramaikan acara tersebut, bakti sosial berupa pengobatan gratis untuk 1.500 pasien umum di garis finis sisi Madura, serta hiburan musik maupun kesenian. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016