Bangli (Antara Bali) - Yayasan Kesejahteraan Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Provinsi Bali mengharapkan industri pengolahan makanan alami secara kreatif muncul dari pedesaan yang dilakukan sejumlah kelompok tani.

"Industri pengolahan makan tidak hanya terfokus di perkotaan saja, namun perlu dikembangkan dipedesaan, karena jauh lebih efisien dan dari sisi pengolahan tidak bersentuhan zat kimia yang dicampur dalam olahan itu," kata Ketua Yayasan KORPRI Bali, AA Gede Oka Wisnumurti, di Bangli, Minggu.

Ia mencontohkan, potensi pengolahan sayuran labu siam di Desa Pinggan saat ini sudah mulai mendapat sentuhan dengan teknolohi dan pendampingan dari akademisi pertanian tanpa menggunakan bahan pengawet sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

Wisnumurti menilai, selama ini hasil pertanian di daerah Kintamani tidak banyak diolah menjadi industri kreatif, padahal hasil pertanian di daerah ini memiliki potensi luar biasa untuk dijadikan panganan olahan yang dikemas menarik.

Namun, selama ini para petani di daerah itu bekerja atas dasar pengalaman, sehingga perlu sentuhan teoritis dari akademisi dalam bentuk teknologi pengolahan pertanian.

Sehingga menghasilkan produk pertanian yang memiliki nilai ekonomis dan ke depannya hasil olahan itu dapat dipasarkan secara luas.

"Apabila ini dikemas dengan baik dan dibentuk kelompok tani, maka akan menghasilkan industri kreatif masyarakat dan tentunya akan memiliki nilai tambah yang luar biasa," katanya.

Dengan upaya ini, fungsi perguruan tinggi untuk bersama-sama dengan petani dan masyarakat agar mampu menghasilkan produk yang diolah secara kreatif.

"Selain mampu memproduksi hasil pertanian, namun juga perlu adanya produksi olahan sebagai pekerjaan sampingan," ujarnya.

Kemudian, peran serat pemerintah daerah diharapkan ikut berperan aktif dalam memberikan stimulus modal dan pemasaran hasil olahan itu.

"Melalui kerjasama pemerintah daerah, masyarakat dan perguruan tinggi ini, maka menjadi kekuatan yang luar biasa dalam rangka membangun industri kreatif pedesaan," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016