Bangli (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali meminta Pemerintah Kabupaten Bangli untuk serius menata kawasan wisata Kintamani, seiring dengan telah diresmikannya Museum Geopark Batur.

"Kami minta pemkab untuk lebih serius menata kawasan wisata Kintamani, sebagai kawasan wisata alam terbaik di dunia. Sehingga nantinya museum ini dapat memberikan manfaat nyata bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Bangli dan masyarakat Bali secara umum," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun saat menghadiri acara peresmian Museum Geopark Batur, di Bangli, Jumat.

Menurut dia, salah satu upaya mengoptimalkan pemanfaatan alam kawasan Batur, Kintamani adalah mengembangkan wisata berbasis bentang alam, atau geowisata. Pengembangan geowisata erat kaitannya dengan pelestarian lingkungan dan upaya peningkatan nilai tambah dengan fasilitas pendukung.

"Bali sangat berbangga, karena memiliki Gunung Batur dengan kalderanya yang sangat indah, dan sudah dikukuhkan oleh badan dunia UNESCO sebagai Geopark Kaldera Batur pada Oktober 2012," ujar Cok Pemayun

Kaldera Batur merupakan geopark pertama di Indonesia, sebagai bagian dari World Geopark Network (WGN). Museum Geopark Batur yang diresmikan hari ini akan melengkapi kawasan Batur sebagai destinasi wisata, yang mengedepankan alam dan lingkungan, dan sekaligus diharapkan sebagai objek wisata pendidikan.

Tak hanya itu, keberadaan museum sebagai bagian integral dari Geopark Kaldera Batur, juga diharapkan mendukung keberadaan kawasan wisata Kintamani secara menyeluruh.

"Keberadaan Geopark di beberapa bagian dunia, telah terlihat mampu meningkatkan kunjungan wisatawan secara signifikan, sekaligus melestarikan situs-situs geologi dan kehidupan di wilayahnya secara terintegrasi. Tentu kondisi demikian, kita harapkan terjadi juga terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali, atau ke Indonesia umumnya," kata Cok Pemayun.

Sementara itu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Sudirman Said, yang meresmikan secara langsung museum tersebut menyampaikan agar semua instansi yang terkait dengan pengelolaan museum serta masyarakat, bisa menjaga dengan baik apa yang sudah dibangun.

"Kita terkadang mampu membangun, tetapi terkadang tertinggal dalam hal mengelola dan memelihara. Memelihara inilah yang sulit, jadi mari kita semua jaga apa yang sudah kita bangun ini," katanya.

Membangun pun menurutnya bukan hal yang gampang, karena membangun yang baik adalah membangun tanpa merusak, dan hal itu merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia.

"Keberadaan museum juga kami harapkan dapat menjadi brand march kawasan wisata Kintamani, serta bisa memberikan contoh kepada generasi berikutnya, karena dapat berinteraksi langsung dengan proses alam serta pembelajaran tentang manusia dan budaya," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016