Bandung (Antara Bali) - World Wide Foundation (WWF), organisasi non-pemerintah internasional bidang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan bekerjasama dengan salah satu bank nasional meresmikan sebuah laboratorium edukasi air di Rumah Belajar Bumi Panda, Kota Bandung, Selasa, bertepatan dengan Peringatan Hari Air Sedunia.

Direktur Marketing WWF-Indonesia Devy Suradji, dalam siaran persnya menuturkan laboratorium ini berfungsi sebagai sarana belajar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait konservasi air, khususnya yang bersumber dari sungai.

 "Di laboratorium air ini, pengunjung bisa melakukan uji coba terhadap contoh air yang dibawa dari rumah atau sumber lain untuk mengetahui kondisi atau kualitas air yang biasa dikonsumsi sehari-hari," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pengunjung juga berkesempatan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sumber dan manfaat air dan banyak hal menarik lainnya tentang sungai dari seluruh Indonesia.

Menurut dia berdasarkan hasil Living Planet Report yang dikeluarkan oleh WWF tahun 2014 menunjukkan bahwa Living Planet Index untuk air tawar menurun secara signifikan sebesar 76 persen terhitung dari tahun 1970 hingga 2010.

Hal tersebut, kata dia, berdampak kepada kematian lima juta orang karena penyakit yang ditularkan melalui air setiap tahun.

Ia menuturkan di Indonesia sendiri beberapa Pulau sudah mengalami defisit air seperti di Pulau Jawa, Bali, NTT dan Sulawesi.

"Meski Sumatera masih memiliki surplus air tawar namun saat ini keberadaan sumber-sumber air tawar tersebut terancam pencemaran yang diakibatkan aktivitas-aktivitas yang tidak ramah lingkungan seperti pertambangan, pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga dan lain-lain," kata dia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016