Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana mengatakan indeks kualitas lingkungan hidup di Pulau Dewata masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi kriteria Bali sebagai Provinsi Hijau (Green Province).

"Indeks kualitas lingkungan Bali pada 2015 sebesar 59,87 atau dapat digolongkan cukup baik. Tetapi untuk mewujudkan Bali sebagai Provinsi Hijau, minimal nilai indeks kualitas lingkungan sebesar 70,00," kata Suarjana, di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, indeks kualitas lingkungan ditentukan oleh tiga hal yakni indeks kualitas air, indeks kualitas udara, dan tutupan lahan.

Dari tiga hal tersebut, tingkat tutupan lahan yang nilainya masih rendah yakni 38,87. Sedangkan indeks kualitas air sebesar 60,69 dan indeks kualitas udara 86,89.

"Meskipun tingkat tutupan lahan kecil, Bali sulit untuk menaikkan karena ditentukan oleh luas hutan, ruang terbuka hijau, dan hutan kota. Kita tidak mungkin untuk menambah hutan meskipun luas hutan di Bali baru 22,75 persen," ucapnya.

Suarjana mengatakan yang memungkinkan untuk dilakukan adalah mengatasi persoalan lahan kritis seluas 5.600 hektare dan melakukan penanaman pohon.

Sedangkan terkait kualitas air, ujar dia, tingkat pencemaran pada sungai-sungai lintas kabupaten/kota di Bali tergolong sudah mengalami tekanan yang serius karena pembuangan limbah yang relatif besar.

"Beberapa parameter terkait kualitas air seperti BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), amoniak, kandungan minyak-lemak, dan bakteri e-coli pada sungai-sungai tersebut juga meningkat," katanya.

Menurut Suarjana, dari sekian sungai lintas kabupaten, Tukad Badung di Kota Denpasar yang pencemarannya paling serius sehingga diperlukan langkah penanganan.

Selama ini, ucap dia, pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi pembuangan limbah ke sungai diantaranya memasang aat penghambat sampah pada sungai-sungai yang potensial jumlah sampahnya, kepada berbagai usaha yang menghasilkan limbah diwajibkan untuk mengolahnya sebelum dibuang, serta membuat jalan inspeksi untuk mengubah pola mukim di bantaran sungai.

"Rembesan sampah dari limbah pasar juga memberikan beban yang cukup berat bagi sungai-sungai di daerah kita," ucapnnya sembari menyebutkan menjamurnya perumahan juga menyumbang konsentrasi limbah ke sungai. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016