Mangupura (Antara Bali) - Pembangunan Pasar Adat Legian, Kuta, Bali, pascakebakaran dilaksanakan dengan dana swadaya masyarakat desa setempat, tidak menggunakan dana pemerintah yang prosedurnya birokratis.

Pimpinan adat (bendesa adat) Legian, Kuta, IGN Sudiarsa, di Gedung Dewan Badung, Senin, mengatakan pembangunan pasar induk di daerah itu diupayakan desa adat agar para pedagang tidak berjualan ditenda darurat.

"Untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah sangat sulit. Kalau kita tunggu itu, pedagangan tidak bisa jualan dan mungkin selamanya akan berjualan di tenda darurat," kata Sudiarsa.

Ia menerangkan, peletakan batu pertama dalam pembangunan pasar adat Legian itu akan dilakukan pada hari suci umat Hindu (sugihan Bali), 5 Februari 2016.

Namun, ia mengharapkan pemerintah mempermudahn pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) pasar tersebut.

"Apabila tidak ada bantuan dana dari pemerintah, kami tidak mempermasalahkan," kata pria yang juga menjadi anggota DPRD Badung itu.

Ia mengatakan, RAB Pasar Legian itu secara swadaya sebesar Rp3,5 miliar. "Desa adat tidak pernah akan berpikir akan mendatangkan, namun yang ditonjolkan adalah aspek manfaat," ujarnya.

Hal itu dikarenakan, agar para pedagang dapat berjualan dan masyarakat Legian dapat berbelanja membeli kebutuhan sehari-hari di pasar itu.

Areal 35 are tersebut akan dibangun 140 kios terbuka (los). "Selain itu pembangunan akan dibuat berbeda dan dibuatkan jalur agar mobil pemadam kebakaran dapat mudah menjangkau," ujarnya.

Ia mengatakan, manajemen pasar akan dievaluasi termasuk jenis barang dagangan yang akan dijual di pasar tersebut.

Pembangunan pasar adat Legian ditargetkan rampung pada April 2017. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016