Denpasar (Antara Bali) - Ketua Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Denpasar I Putu Yuliartha menyatakan jumlah pengusaha pemula di wilayah setempat sudah mencapai lebih dari 1.000 orang dengan berbagai lini usaha.
"Banyak anak-anak muda kalangan mahasiswa yang sudah mulai terjun sebagai pengusaha pemula, sehingga kalau diperkirakan sudah ribuan orang," kata I Putu Yuliartha di Denpasar, Selasa.
Seiring perkembangan zaman, lanjutnya, seseorang hendaknya realistis kalau kebutuhan hidup terus meningkat, sehingga "income" pun harus ditingkatkan.
Melalui sektor enterpreneur, maka seseorang bisa memperoleh penghasilan tanpa batas, yang disesuaikan dengan kemampuan kreativitasnya. Apalagi sekarang telah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN, maka kesempatan pelaku usaha untuk merebut konsumen kian terbuka lebar.
"Bagi pengusaha pemula, tidak ada hal khusus yang perlu dipersiapkan jika ingin memulai usaha. Kalau modal kan relatif, bukan lagi permasalahan yang mendasar karena bisa diupayakan dengan `partnership`," ujar pria yang akrab dipanggil Putu Lengkong.
Persiapan utama dalam memulai usaha adalah menyiapkan mental yang kuat dan jangan takut mengawalinya. Meski sikap takut dibutuhkan untuk kehati-hatian, namun jika berlebihan maka ketakutan justru akan membunuh keberanian seseorang.
Dikatakan, sikap mental tangguh pun mutlak dibutuhkan, karena biasanya anak-anak muda cenderung suka gengsi atau malu. Padahal bidang apapun bisa digeluti dan menghasilkan pemasukan yang menjanjikan asal dijalani dengan sungguh-sungguh.
"Bahkan, pedagang nasi jinggo saja bisa menghidupi keluarga. Ini bukti kalau usaha sekecil apapun, bisa menjadi andalan pemasukan keluarga," ujarnya.
Putu Lengkong mengharapkan, motto `ngiring sareng-sareng dados pengusaha` jadi gerakan moral bagi warga di Denpasar, mengingat lahan usaha di Bali banyak sekali. Tanpa perlu keluar daerah, warga Bali sebenarnya sudah bisa berdikari karena di pulau ini banyak pekerjaan dan kegiatan yang bisa menjadi sumber pemasukan.
"Bali itu pulau internasional, sehingga banyak sektor yang bisa dikerjakan asal ada kreativitas. Mencetak pengusaha kami harap bisa dilakukan sebanyak-banyaknya, agar seseorang bisa berbuat maksimal untuk diri sendiri maupun lingkungan," ucap dia.
Terkait dengan itu, Pemerintah Kota Denpasar bahkan sudah beberapa kali menggelar lomba wirausaha muda, dengan tujuan untuk menumbuhkan jumlah pengusaha.
Even lomba ini sebagai upaya untuk mengatasi angka pengangguran, kemiskinan dan mempercepat tumbuhnya perekonomian di Kota Denpasar. Di samping itu, untuk menggali potensi dari anak-anak muda berbakat yang bisa berkontribusi untuk memajukan perekonomian Kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Banyak anak-anak muda kalangan mahasiswa yang sudah mulai terjun sebagai pengusaha pemula, sehingga kalau diperkirakan sudah ribuan orang," kata I Putu Yuliartha di Denpasar, Selasa.
Seiring perkembangan zaman, lanjutnya, seseorang hendaknya realistis kalau kebutuhan hidup terus meningkat, sehingga "income" pun harus ditingkatkan.
Melalui sektor enterpreneur, maka seseorang bisa memperoleh penghasilan tanpa batas, yang disesuaikan dengan kemampuan kreativitasnya. Apalagi sekarang telah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN, maka kesempatan pelaku usaha untuk merebut konsumen kian terbuka lebar.
"Bagi pengusaha pemula, tidak ada hal khusus yang perlu dipersiapkan jika ingin memulai usaha. Kalau modal kan relatif, bukan lagi permasalahan yang mendasar karena bisa diupayakan dengan `partnership`," ujar pria yang akrab dipanggil Putu Lengkong.
Persiapan utama dalam memulai usaha adalah menyiapkan mental yang kuat dan jangan takut mengawalinya. Meski sikap takut dibutuhkan untuk kehati-hatian, namun jika berlebihan maka ketakutan justru akan membunuh keberanian seseorang.
Dikatakan, sikap mental tangguh pun mutlak dibutuhkan, karena biasanya anak-anak muda cenderung suka gengsi atau malu. Padahal bidang apapun bisa digeluti dan menghasilkan pemasukan yang menjanjikan asal dijalani dengan sungguh-sungguh.
"Bahkan, pedagang nasi jinggo saja bisa menghidupi keluarga. Ini bukti kalau usaha sekecil apapun, bisa menjadi andalan pemasukan keluarga," ujarnya.
Putu Lengkong mengharapkan, motto `ngiring sareng-sareng dados pengusaha` jadi gerakan moral bagi warga di Denpasar, mengingat lahan usaha di Bali banyak sekali. Tanpa perlu keluar daerah, warga Bali sebenarnya sudah bisa berdikari karena di pulau ini banyak pekerjaan dan kegiatan yang bisa menjadi sumber pemasukan.
"Bali itu pulau internasional, sehingga banyak sektor yang bisa dikerjakan asal ada kreativitas. Mencetak pengusaha kami harap bisa dilakukan sebanyak-banyaknya, agar seseorang bisa berbuat maksimal untuk diri sendiri maupun lingkungan," ucap dia.
Terkait dengan itu, Pemerintah Kota Denpasar bahkan sudah beberapa kali menggelar lomba wirausaha muda, dengan tujuan untuk menumbuhkan jumlah pengusaha.
Even lomba ini sebagai upaya untuk mengatasi angka pengangguran, kemiskinan dan mempercepat tumbuhnya perekonomian di Kota Denpasar. Di samping itu, untuk menggali potensi dari anak-anak muda berbakat yang bisa berkontribusi untuk memajukan perekonomian Kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016