Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Sosial mengkampanyekan restorasi sosial lewat buku kecil berisi karikatur budaya yang diharapkan dapat memperkuat solidaritas dan kesetiakawanan sosial.
"Buku kecil karikatur sosial dan kalender 2016 bertema besar tentang mewujudkan restorasi sosial," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di Jakarta, Kamis.
Mensos mengatakan, salah satu pesan restorasi sosial dari Nawa Cita butir ke-9 itu adalah menangkal masuknya ideologi trans-nasional yang bisa mereduksi Pancasila.
Nawa Cita butir ke-9, kata Mensos, terus dikampanyekan dengan pondasi kebhinekaan melalui penguatan restorasi sosial.
Kemensos ingin menjadikan lokomotif jati diri orang Indonesia yaitu dengan memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
"Nilai lama yang baik diikutkan dan mengadopsi nilai baru yang lebih baik. Tidak meninggalkan kearifan lokal dari keluhuran budi 'founder' negeri, serta mengadopsi nilai modernis untuk berprofesionalisme kerja," katanya.
Bahkan, restorasi Meiji di Jepang mempertahankan nilai lama yang baik dan mengadopsi nilai baru lebih baik. Pada 2016, tantangan interaksi global, salah satunya ASEAN Community yang berpijak pada basis jati diri dan Pancasila.
"Kemensos mewujudkan karikatur budaya sebagai bagian dari restorasi sosial," katanya.
Bagian dari Pancasila adalah egalitarianisme yang mengajak untuk bersapa. Misalnya, orang kaya menyapa pada yang miskin, orang terdidik menyapa orang tidak terdidik, serta orang kota menyapa orang desa.
"Ternyata kita ini bersatu dalam semangat persatuan substantif. Dengan bersama-sama kita membangun negeri sebagai bagian restorasi sosial untuk memperkuat Nawa Cita ke-9," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Buku kecil karikatur sosial dan kalender 2016 bertema besar tentang mewujudkan restorasi sosial," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di Jakarta, Kamis.
Mensos mengatakan, salah satu pesan restorasi sosial dari Nawa Cita butir ke-9 itu adalah menangkal masuknya ideologi trans-nasional yang bisa mereduksi Pancasila.
Nawa Cita butir ke-9, kata Mensos, terus dikampanyekan dengan pondasi kebhinekaan melalui penguatan restorasi sosial.
Kemensos ingin menjadikan lokomotif jati diri orang Indonesia yaitu dengan memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
"Nilai lama yang baik diikutkan dan mengadopsi nilai baru yang lebih baik. Tidak meninggalkan kearifan lokal dari keluhuran budi 'founder' negeri, serta mengadopsi nilai modernis untuk berprofesionalisme kerja," katanya.
Bahkan, restorasi Meiji di Jepang mempertahankan nilai lama yang baik dan mengadopsi nilai baru lebih baik. Pada 2016, tantangan interaksi global, salah satunya ASEAN Community yang berpijak pada basis jati diri dan Pancasila.
"Kemensos mewujudkan karikatur budaya sebagai bagian dari restorasi sosial," katanya.
Bagian dari Pancasila adalah egalitarianisme yang mengajak untuk bersapa. Misalnya, orang kaya menyapa pada yang miskin, orang terdidik menyapa orang tidak terdidik, serta orang kota menyapa orang desa.
"Ternyata kita ini bersatu dalam semangat persatuan substantif. Dengan bersama-sama kita membangun negeri sebagai bagian restorasi sosial untuk memperkuat Nawa Cita ke-9," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015