Denpasar (Antara Bali) - Ekowisata Subak Sembung di Desa Pekraman Peguyangan, Kota Denpasar, setiap Sabtu - Minggu menggelar acara "peken carik" dengan produk unggulan beras dan sayuran organik yang dapat dipetik langsung oleh pengunjung.

Ketua Ekowisata Subak Sembung Made Suastika ketika dikonfirmasi di Peguyangan, Selasa, mengatakan peken carik atau pasar di sawah, diadakan setiap Sabtu dan Minggu mulai pukul 07.00 - 09.00 WITA.

"Sore kembali digelar peken carik di lokasi ekowisata, yakni pukul 16.00 - 18.00 WITA. Kegiatan ini sudah dimulai sejak awal November dan sambutan masyarakat amat luar biasa," kata Suastika.

Produk unggulan yang ditawarkan saat berlangsungnya peken carik adalah padi organik jenis mentik susu, berbagai macam sayuran segar yang bisa dipetik langsung di sawah dan beragam tanaman obat keluarga.

Tanaman obat yang paling banyak diminati warga adalah temulawak, rosela (Hisbiscus sabdariffa), tiga jenis sereh, kunyit, jahe merah dan bangle. Penggunaan tanaman obat bagi masyarakat setempat lebih difungsikan sebagai suplemen untuk pencegahan penyakit.

"Kangkung dijual per ikat Rp2 ribu. Kalau beras per kilonya antara Rp23 ribu sampai Rp25 ribu. Warga senang berbelanja di ekowisata karena produknya lebih segar," ucap dia.

Biasanya, ujar Suastika, warga berbelanja sehabis olah raga di kawasan `jogging track` di ekowisata. Rute jogging track itu melewati persawahan, sungai kecil, yang diiringi lalu lalang bermacam satwa seperti burung, capung dan kupu-kupu yang tak henti beterbangan di antara daun padi.

Usai olah raga lari atau jalan santai pada lahan seluas 116 hektare itu, dilanjutkan dengan kegiatan membeli produk ekowisata yang dijual masyarakat setempat.

Pembeli bisa memetik sendiri sayuran yang dikehendakinya, sehingga bisa menentukan jenis bayam, terong, cabai dan lainnya, dengan kualitas terbaik untuk dibawa pulang.

"Kami menginginkan ekowisata ini menjadi percontohan bagi daerah lain. Dan kami berupaya untuk mempertahankan kawasan ini agar tidak beralih fungsi. Manfaatnya sangat jelas sebagai daerah resapan kota dan untuk lahan penghijauan," ujarnya.

Dikatakannya, pihaknya berupaya membuat inovasi kegiatan di ekowisata. Salah satunya dengan memberikan pendidikan kepada murid-murid sekolah tentang sejarah subak tradisional, termasuk `upakara` ketika bertanam padi hingga masa panen.

"2016 nanti kami tidak hanya menyediakan sayuran dan beras, pengunjung pun dapat langsung petik jeruk Bali atau keprok," ucap dia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Tri Vivi Suryani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015