Gianyar (Antara Bali) - Untuk menganatisipasi dan mencegah terjadinya bentrok massa dalam kasus rebutan kuburan di Pakudui, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, aparat Polres Gianyar, Bali, terus memantau daerah itu.

"Pemantauan mengerahkan petugas berpakaian preman sejak rencana pemakaman jenazah 'dadong' atau nenek Kesel (70), salah seorang warga dari kubu Pakudui Kangin, ditolak warga Pakudui Kauh. Kami tidak ingin kembali terjadi bentrokan," kata Kapolsek Tegallalang AKP I Nyoman Alit Suparta, Sabtu.

Puluhan aparat kepolisian siaga secara bergantian guna mengetahuai perkembangan keamanan di Pakudui, yang sejak meletus bentrokan beberapa waktu lalu, masih rawan terjadi ketegangan antarkelompok.

Menurut Alit, ketegangan yang terjadi bermula dari masalah perebutan kuburan antara warga dari "Pakudui Kauh" dengan kubu masyarakat "Pakudui Kangin".

Berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak, katanya, mereka secara formal sudah setuju untuk tidak menggunakan nama  Pakudui Kauh maupun Kangin, yang ada hanya satu nama dusun, yakni "Banjar Pakudui".

Diakui bahwa saat ini masih terus dalam upaya penyatuan kedua banjar, sehingga apapun yang dilakukan menyangkut penggunaan kuburan mesti dimusyawarahkan dulu supaya tidak memunculkan ketegangan.

"Mengingat sedang proses perdamaian, maka penguburan 'dadong' Kesel yang meninggal Jumat (12/11), juga melalui proses musyawarah supaya tidak sampai terjadi ketimpangan komunikasi," ujar Alit.

Saat ini, pihaknya masih menunggu petugas dari Kecamatan Tegallalang untuk turut melakukan rapat atau musyawarah di Banjar Pakudui.

Berdasarkan perkembangan saat ini, Alit memperkirakan paling lambat, Senin (15/11), jenazah dadong Kesel sudah bisa dikubur, sehingga tidak memunculkan masalah baru.

Untuk itu, puluhan aparat kepolisdian terus berjaga-jaga di lokasi kejadian guna mengantisipasi setiap perkembangan dan mencegah terjadinya bentrokan fisik antarkelompok warga.

"Situasinya saat ini masih kondusif dan terkendali. Kami tidak menemukan indikasi akan mengarah terjadinya bentrokan," tambahnya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010