Denpasar (Antara Bali)- Wakil Gubernur Bali Ketut Sudukerta mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia saat membuka pelaksanaan Indonesian Palm Oil Conference ( IPOC) and 2016 Price Ootlook di Bali Nusa Dua Convention Centre ( BNDCC ) Kamis (26/11).
IPOC yang berlangsung ke 11 kalinya ini selain dihadiri oleh anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) juga dihadiri oleh peserta dari luar negeri seperti Australia, Thailand, Malaysia, Singapura serta negara lainnya dan akan berlangsung dari tanggal 25-27 November 2915.
Wakil Presiden Republik Indonesia dalam sambutannya menyampaiakan dukungan Pemerintah terhadap penyelenggaraan IPOC kali ini mengingat Indonesia adalah penghasil kepala sawit terbesar di dunia, sehingga Indonesia punya pengaruh besar terhadap perdagangan kelapa sawit di dunia.
Jusuf Kalla menegaskan hal yang paling penting dari keberadaan kelapa sawit yaitu bagaiman kelapa sawit dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah tidak melihat dari berapa hektar luas dari perkebunan kepala sawit yang dimiliki namun keberhasilan dari perkebunan kelapa sawit akan dilihat dari berapa jumlah produksinya, berapa jumlah penjualannya serta berapa devisa yang bisa didatangkan dari perkebunann yang banyak terdapat di daerah Kalimantan dan Sumatera tersebut.
“ Semua sumber kekayaan merupakan sumber kekuatan yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat†imbuhnya.
Menyikapi tentang banyaknya lahan perkebunan kelapa sawit yang terbakar saat terjadinya kebakaran dahsyat di Sumatra dan Kalimantan beberapa waktu lalu yang secara langsung memberi efek pada jumlah produksi kelapa sawit Indonesia, Wapres memiliki keyakinann bahwasannya tidak mungkin masyarakat membakar kebun sawitnya sendiri melainkan hal tersebut terjadi karena adanya perubahan ekosistem, untuk itu ia meminta kedepannya keberadaan perkebunann kelapa sawit harus turut serta menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.
“Kelapa Sawit tetap berjalan, lingkungan harus tetap terjaga , ikuti aturan dan prinsip prinsip pokok yang ada, “ tegasnya.
Dalam IPOC kali ini Jusuf Kalla juga menyampaikan sebagai upaya Pemerintah dalam mendukung perkembangan perkebunanan kelapa sawit agar benar benar memberi manfaat besar dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan maka Pemerintah akan melakukan pembangunan pelabuhan di daerah Sumatra dan Kalimantan dimana pelabuhan ini nantinya diharapakan selain sebagai sarana transportasi pengiriman hasil perkebunan juga berfungsi menghinndari terjadinya penyelundupan pengiriman kelapa sawit ke pihak lain sehingga nantinya perkebunann kelapa sawit benar benar memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Ketua GAPKI Joko Supriyono dalam laporannya menyampaikan bahwasannya harga minyak kelapa sawit mengalami penurunan dari harga tahun lalu dimana untuk tahun ini harga hanya mencapai $ 584 per ton dimana tahun sebelumnya harga mencapai $821/ ton atau mengalami penurunan sebesar 30 %.
Menurutnya penurunan harga jual ini disebabkan beberapa faktor diantaranya melemahnya permintaan akan kelapa sawit dari negara pengimport seperti negara di Eropa Timur dan Eropa Barat serta menurunnya harga minyak mentah dunia yang juga berpengaruh terhadap harga minyak kelapa sawit.
Disamping harga minyak kelapa sawit yang menurun hasil produksi pun mengalami penurunan yang salah satu penyebabnya adalah kebakaran lahan beberapa waktu lalu. Untuk itu dalam kesempatan ini Joko Supriyono menyampaikan harapannya agar Pemerintah kedepannya tetap memperhatikan keberadaan para pengusaha kelapa sawit mengingat kelapa sawit memegang peran yang teramat penting dalam pemerataan perekonomian karena sebagian besar lahan kelapa sawit berada di luar Pulau Jawa dan 13% dari ekspor dari hasil non migas berasal dari kelapa sawit.
Untuk itu dalam kesempatan kali ini Joko mewakili organisasi yang ia pimpin yaitu GAPKIN mengusulkan agar Komoditas Sawit ditetapkan sebagaii komoditas strategis. Pembukaan IPOC yang berlangsung meriah ini juga dihadiri oleh Mentri Koordinator Bidang Hukum dan Perekonomian Ruhud Panjaitan serta dihadiri pula oleh Penjabat Bupati Badung Nyoman Harry Yudha Saka serta undangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
IPOC yang berlangsung ke 11 kalinya ini selain dihadiri oleh anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) juga dihadiri oleh peserta dari luar negeri seperti Australia, Thailand, Malaysia, Singapura serta negara lainnya dan akan berlangsung dari tanggal 25-27 November 2915.
Wakil Presiden Republik Indonesia dalam sambutannya menyampaiakan dukungan Pemerintah terhadap penyelenggaraan IPOC kali ini mengingat Indonesia adalah penghasil kepala sawit terbesar di dunia, sehingga Indonesia punya pengaruh besar terhadap perdagangan kelapa sawit di dunia.
Jusuf Kalla menegaskan hal yang paling penting dari keberadaan kelapa sawit yaitu bagaiman kelapa sawit dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah tidak melihat dari berapa hektar luas dari perkebunan kepala sawit yang dimiliki namun keberhasilan dari perkebunan kelapa sawit akan dilihat dari berapa jumlah produksinya, berapa jumlah penjualannya serta berapa devisa yang bisa didatangkan dari perkebunann yang banyak terdapat di daerah Kalimantan dan Sumatera tersebut.
“ Semua sumber kekayaan merupakan sumber kekuatan yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat†imbuhnya.
Menyikapi tentang banyaknya lahan perkebunan kelapa sawit yang terbakar saat terjadinya kebakaran dahsyat di Sumatra dan Kalimantan beberapa waktu lalu yang secara langsung memberi efek pada jumlah produksi kelapa sawit Indonesia, Wapres memiliki keyakinann bahwasannya tidak mungkin masyarakat membakar kebun sawitnya sendiri melainkan hal tersebut terjadi karena adanya perubahan ekosistem, untuk itu ia meminta kedepannya keberadaan perkebunann kelapa sawit harus turut serta menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.
“Kelapa Sawit tetap berjalan, lingkungan harus tetap terjaga , ikuti aturan dan prinsip prinsip pokok yang ada, “ tegasnya.
Dalam IPOC kali ini Jusuf Kalla juga menyampaikan sebagai upaya Pemerintah dalam mendukung perkembangan perkebunanan kelapa sawit agar benar benar memberi manfaat besar dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan maka Pemerintah akan melakukan pembangunan pelabuhan di daerah Sumatra dan Kalimantan dimana pelabuhan ini nantinya diharapakan selain sebagai sarana transportasi pengiriman hasil perkebunan juga berfungsi menghinndari terjadinya penyelundupan pengiriman kelapa sawit ke pihak lain sehingga nantinya perkebunann kelapa sawit benar benar memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Ketua GAPKI Joko Supriyono dalam laporannya menyampaikan bahwasannya harga minyak kelapa sawit mengalami penurunan dari harga tahun lalu dimana untuk tahun ini harga hanya mencapai $ 584 per ton dimana tahun sebelumnya harga mencapai $821/ ton atau mengalami penurunan sebesar 30 %.
Menurutnya penurunan harga jual ini disebabkan beberapa faktor diantaranya melemahnya permintaan akan kelapa sawit dari negara pengimport seperti negara di Eropa Timur dan Eropa Barat serta menurunnya harga minyak mentah dunia yang juga berpengaruh terhadap harga minyak kelapa sawit.
Disamping harga minyak kelapa sawit yang menurun hasil produksi pun mengalami penurunan yang salah satu penyebabnya adalah kebakaran lahan beberapa waktu lalu. Untuk itu dalam kesempatan ini Joko Supriyono menyampaikan harapannya agar Pemerintah kedepannya tetap memperhatikan keberadaan para pengusaha kelapa sawit mengingat kelapa sawit memegang peran yang teramat penting dalam pemerataan perekonomian karena sebagian besar lahan kelapa sawit berada di luar Pulau Jawa dan 13% dari ekspor dari hasil non migas berasal dari kelapa sawit.
Untuk itu dalam kesempatan kali ini Joko mewakili organisasi yang ia pimpin yaitu GAPKIN mengusulkan agar Komoditas Sawit ditetapkan sebagaii komoditas strategis. Pembukaan IPOC yang berlangsung meriah ini juga dihadiri oleh Mentri Koordinator Bidang Hukum dan Perekonomian Ruhud Panjaitan serta dihadiri pula oleh Penjabat Bupati Badung Nyoman Harry Yudha Saka serta undangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015