Denpasar (Antara Bali) - Belasan pengunjuk rasa dari berbagai elemen mahasiswa dan masyarakat Bali menolak wisata syariah yang sempat diwacanakan di daerah ini dalam aksi di halaman gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, Selasa.

Beberapa di antara pengunjuk rasa itu menggunakan topeng "Bondres" yang mendapat perhatian besar masyarakat sekitarnya. Dengan wajah yang tertutup topeng itu mereka memasuki halaman DPRD Bali di kawasan Niti Mandala Renon Denpasar.

Dari pantauan di lokasi, para pengunjuk rasa yang memasuki halaman gedung DPRD Bali menyuarakan yel-yel untuk menolak wisata syariah dikembangkan di Pulau Dewata.

Sementara puluhan aparat Kepolisian Daerah (Polda) Bali sejak pagi sudah melakukan pengamanan di sekitar lokasi, sebagai upaya membendung pengunjuk rasa agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan bersama.

Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, Ketut Bagus Arjana mengatakan, tujuan pengerahan belasan massa melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak rencana pengembangan wisata syariah di daerah ini.

"Menurut kami wisata syariah tidak cocok dikembangkan di Bali karena tidak sesuai dengan kearifan lokal setempat. Bali selama ini sudah mempunyai budaya sendiri yang sudah dikenal di mancanegara tidak perlu diubah lagi," ujar Ketut Bagus Arjana.

Ketua Umum Cakrawayu Bali, Putu Dana, usai melakukan aksi demo tersebut mengharapkan agar para wakil rakyat dapat menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah pusat untuk membatalkan rencana wisata syariah tersebut.

Seluruh pengunjuk rasa di bawah terik matahari yang menyengat itu akhirnya diizinkan memasuki gedung wakil rakyat untuk bertemu dengan para anggota dewan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Pande Yudha

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015