Cianjur (Antara Bali) - Sejak tujuh tahun terakhir satu keluarga,
pasangan suami istri dan sembilan orang anaknya warga Kampung Selakopi,
Desa Babakancaringin, Cianjur, Jabar, tinggal di dalam kandang ayam.
Berbeda dengan kisah hidup keluarga Andun yang tinggal di rumah gubug yang nyaris roboh, yang akhirnya mendapat bantuan rumah baru dari Polres Cianjur dan sejumlah dermawan, pasangan suami istri Asep Sutandar (63) dan Dede Sumarni (43) bersama sembilan orang anaknya, hanya bisa tinggal di dalam kandang ayam yang dipercayakan majikannya untuk dijaga pasangan tersebut.
Kandang ayam yang terbuat dari bambu berukuran 15 kali 9 meter itu, menjadi tempat berlindung satu keluarga tersebut karena tidak memiliki biaya untuk menyewa atau hanya merombak kandang ayam untuk dijadikan kamar yang layak dijadikan tempat tinggal.
Sehari-hari Asep hanya bekerja sebagai buruh tani dan serabutan selain menjaga kandang ayam milik majikannya H Lasmin warga Cipanas, bahkan tidak jarang untuk makan sehari-hari, keluarganya mengandalkan bantuan dari saudara dan tetangga sekitar karena tidak punya uang untuk membeli beras.
Akibat tidak memiliki biaya, tutur dia, kesembilan anaknya tidak ada yang lulus sekolah dasar karena uang yang didapat sehari-hari hanya cukup untuk makan satu hari bahkan terkadang tidak ada sama sekali. "Kalau yang masih sekolah ada empat orang. Kami hanya bisa pasrah dengan kenyataan hidup yang kami hadapi. Beginilah setiap hari, kami hanya bisa tinggal di dalam kandang bersama ayam-ayam peliharaan milik majikan," katanya.
Selama ini, ungkap dia, untuk menutupi kebutuhan perut anak dan istrinya, Asep bercocok tanam di tanah milik majikannya itu, namun hasil panen tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan lain termasuk biaya untuk sekolah empat orang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Tanah ini bukan milik saya, milik majikan. Kebetulan dipercaya untuk mengelola dan memanfaatkan lahan ini, hasilnya menanam palawija dan kelapa untuk makan anak istri. Penghasilan saya perbulan tidak jelas kadang ada kalau ada yang menyuruh mengarap sawah atau bantu-bantu serabutan," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Babakancaringin, Deni Setiabudi, mengatakan, pihaknya telah sejak lama mengetahui adanya satu keluarga yang tinggal di dalam kandang ayam. Bahkan pihaknya sempat mengajukan bantuan ke Pemkab Cianjur, melalui kecamatan, namun hingga saat ini belum mendapat perhatian serius. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Berbeda dengan kisah hidup keluarga Andun yang tinggal di rumah gubug yang nyaris roboh, yang akhirnya mendapat bantuan rumah baru dari Polres Cianjur dan sejumlah dermawan, pasangan suami istri Asep Sutandar (63) dan Dede Sumarni (43) bersama sembilan orang anaknya, hanya bisa tinggal di dalam kandang ayam yang dipercayakan majikannya untuk dijaga pasangan tersebut.
Kandang ayam yang terbuat dari bambu berukuran 15 kali 9 meter itu, menjadi tempat berlindung satu keluarga tersebut karena tidak memiliki biaya untuk menyewa atau hanya merombak kandang ayam untuk dijadikan kamar yang layak dijadikan tempat tinggal.
Sehari-hari Asep hanya bekerja sebagai buruh tani dan serabutan selain menjaga kandang ayam milik majikannya H Lasmin warga Cipanas, bahkan tidak jarang untuk makan sehari-hari, keluarganya mengandalkan bantuan dari saudara dan tetangga sekitar karena tidak punya uang untuk membeli beras.
Akibat tidak memiliki biaya, tutur dia, kesembilan anaknya tidak ada yang lulus sekolah dasar karena uang yang didapat sehari-hari hanya cukup untuk makan satu hari bahkan terkadang tidak ada sama sekali. "Kalau yang masih sekolah ada empat orang. Kami hanya bisa pasrah dengan kenyataan hidup yang kami hadapi. Beginilah setiap hari, kami hanya bisa tinggal di dalam kandang bersama ayam-ayam peliharaan milik majikan," katanya.
Selama ini, ungkap dia, untuk menutupi kebutuhan perut anak dan istrinya, Asep bercocok tanam di tanah milik majikannya itu, namun hasil panen tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan lain termasuk biaya untuk sekolah empat orang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Tanah ini bukan milik saya, milik majikan. Kebetulan dipercaya untuk mengelola dan memanfaatkan lahan ini, hasilnya menanam palawija dan kelapa untuk makan anak istri. Penghasilan saya perbulan tidak jelas kadang ada kalau ada yang menyuruh mengarap sawah atau bantu-bantu serabutan," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Babakancaringin, Deni Setiabudi, mengatakan, pihaknya telah sejak lama mengetahui adanya satu keluarga yang tinggal di dalam kandang ayam. Bahkan pihaknya sempat mengajukan bantuan ke Pemkab Cianjur, melalui kecamatan, namun hingga saat ini belum mendapat perhatian serius. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015