Singaraja (Antara Bali) - Lembaga Kesehatan Mental Suryani Bali menggelar pameran foto orang gila terpasung dengan tujuan membuka hati masyarakat agar tidak melakukan pemasungan terhadap sanak keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Pameran tersebut digelar Senin (9/11) berlokasi di kampus bawah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Kota Singaraja diikuti para praktisi sosial, wisatawan mancanegara, mahasiswa dan akademisi.

"Terdapat ribuan orang gila di Bali dan ratusan di antaranya dalam kondisi dipasung," kata Direktur Lembaga Kesehatan Mental Suryani (LKMS), Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, SpKJ.

Ia menjelaskan, dari jumlah tersebut, sebanyak 28 orang telah dinyatakan bebas pasung, sudah memulai aktivitas seperti kebanyakan masyarakat pada umumnya. "Namun, tetap kami kontrol dan dilakukan pendampingan oleh relawan kami," kata dia.

Ia menuturkan, sebagian besar masyarakat dipasung dalam kondisi memprihatinkan. "Mereka diperlakukan tidak seperti manusia, bahkan, lebih buruk dari binatang," kata dia.

Suryani menjelaskan, penderita gangguan jiwa memang kerap mendapatkan perlakuan yang kurang manusiawi oleh keluarganya sendiri maupun masyarakat sekitar.

"Penyebabnya adalah penderita gangguan jiwa sering dikonotasikan sebagai pengganggu dan meresahkan masyarakat dengan aksi-aksinya, sehingga untuk mencegah aksi itu mereka akhirnya dipasung hingga bertahun-tahun lamanya," katanya.

Padahal, kata dia, pemerintah menyatakan bahwa pasien penderita gangguan jiwa yang terlantar harus mendapatkan perawatan intensif, dan melarang masyarakat melakukan pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa, dan menyerahkan penanganannya pada Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

"Meskipun begitu, masih banyak ditemukan penderita gangguan jiwa yang dipasung, itulah fakta yang terjadi" papar dia.

Meskipun begitu Prof Suryani mengaku, selama menangani pasien penderita gangguan jiwa, banyak persoalan yang dirinya hadapi. "Beberapa diantaranya yakni banyak keluarga yang menolak, dibilang saya yang bersalah, diserahkan semua kepada saya dan masih banyak lagi," kata dia.

Dalam kesempatan ini juga diputarkan sebuah film berdurasi 15 menit, tentang kondisi penderita gangguan jiwa yang ada di wilayah Kabupaten Buleleng dalam kondisi dipasung. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015