Singaraja (Antara Bali) - Kepolisian Resor Buleleng, Bali meluncurkan program patroli jalan kaki untuk menjalin hubungan yang harmonis antara pihak kepolisian dengan kalangan masyarakat di daerah itu.
"Ini merupakan program lama, namun baru diterapkan di Buleleng," kata Kapolres Buleleng, AKBP Harry Haryadi Badjuri di Singaraja, Rabu.
Menurut dia, patroli jalan kaki lebih efektif karena dengan berjalan, berbicara dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat, lebih memudahkan pihak Kepolisian mengetahui secara pasti keadaan yang sebenarnya di lapangan.
"Jika berkomunikasi langsung dengan berjalan kaki, maka, terjalin komunikasi `intens` antara personel dan kalangan masyarakat, terutama kalangan masyarakat bawah mengenai keadaan lingkungan sekitar seperti apa," papar dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, patroli jalan kaki akan difokuskan di beberapa sentra ekonomi seperti di wilayah pasar, pertokoan, daerah padat penduduk dan beberapa sentra kerumunan masyarakat lainnya.
Harry Haryadi memaparkan, sistematika program tersebut yakni beberapa personel polisi akan diturunkan di suatu daerah, kemudian mereka akan berjalan sepanjang 100--200 meter untuk berpatroli langsung di daerah yang ditentukan.
"Jadi, tetap memakai kendaraan, namun, hanya sebagai sarana pelengkap saja, nanti tiap 100-200 meter para personel kami akan turun," imbuhnya.
Ia menambahkan, untuk di wilayah Kota Singaraja, sudah dimulai di beberapa lokasi yakni di Jalan Pramuka, Jalan Ngurah Rai dan Jalan Diponegoro. "Ketiga daerah itu cukup padat dan merupakan sentra perekonomian di wilayah kota," kata dia.
Sementara itu, Harry Haryadi melanjutkan, pihaknya akan segera meluncurkan program patroli tersebut di beberapa wilayah kecamatan melalui Polisi Sub Sektor (Polsek). "Untuk di Polsek masing masing kecamatan segera akan diluncurkan kedepan, secepatnya," papar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Ini merupakan program lama, namun baru diterapkan di Buleleng," kata Kapolres Buleleng, AKBP Harry Haryadi Badjuri di Singaraja, Rabu.
Menurut dia, patroli jalan kaki lebih efektif karena dengan berjalan, berbicara dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat, lebih memudahkan pihak Kepolisian mengetahui secara pasti keadaan yang sebenarnya di lapangan.
"Jika berkomunikasi langsung dengan berjalan kaki, maka, terjalin komunikasi `intens` antara personel dan kalangan masyarakat, terutama kalangan masyarakat bawah mengenai keadaan lingkungan sekitar seperti apa," papar dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, patroli jalan kaki akan difokuskan di beberapa sentra ekonomi seperti di wilayah pasar, pertokoan, daerah padat penduduk dan beberapa sentra kerumunan masyarakat lainnya.
Harry Haryadi memaparkan, sistematika program tersebut yakni beberapa personel polisi akan diturunkan di suatu daerah, kemudian mereka akan berjalan sepanjang 100--200 meter untuk berpatroli langsung di daerah yang ditentukan.
"Jadi, tetap memakai kendaraan, namun, hanya sebagai sarana pelengkap saja, nanti tiap 100-200 meter para personel kami akan turun," imbuhnya.
Ia menambahkan, untuk di wilayah Kota Singaraja, sudah dimulai di beberapa lokasi yakni di Jalan Pramuka, Jalan Ngurah Rai dan Jalan Diponegoro. "Ketiga daerah itu cukup padat dan merupakan sentra perekonomian di wilayah kota," kata dia.
Sementara itu, Harry Haryadi melanjutkan, pihaknya akan segera meluncurkan program patroli tersebut di beberapa wilayah kecamatan melalui Polisi Sub Sektor (Polsek). "Untuk di Polsek masing masing kecamatan segera akan diluncurkan kedepan, secepatnya," papar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015