Kuta (Antara Bali) - Ribuan calon penumpang telantar di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, setelah operator bandara setempat menutup seluruh operasional penerbangan karena dampak erupsi Gunung Barujari di Lombok, NTB.
Pantauan Antara di Terminal Keberangkatan Internasional bandara setempat di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu, ribuan penumpang nampak memadati meja pelayanan konsumen dan pelayanan dari pihak maskapai penerbangan masing-masing.
"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Hal pertama saya harus kontak ke maskapai penerbangan yang kami gunakan," kata seorang calon penumpang, Andrey Nepomiluev dari Rusia.
Pria yang juga seorang teknisi di negeri beruang merah itu kemudian mengontak pihak maskapai Singapore Airlines mengingat dirinya harus melakukan penerbangan lanjutan dari Singapura ke Rusia.
"Saya harus terbang lanjutan dari Singapura ke St Petersburg. Jadi saya belum tahu bagaimana kelanjutan ini," ucapnya.
Andrey dijadwalkan lepas landas dengan menggunakan maskapai Singapore Airlines dengan nomor penerbangan, SQ-939 sekitar pukul 11.55 WITA.
Namun ia mengerti dengan kondisi penutupan bandara ini mengingat hal tersebut merupakan kondisi alam yang tidak bisa dibantah.
Calon penumpang lain dari Filipina yakni Jimuel Catalan yang seharusnya terbang ke Perth menggunakan maskapai Jetstar dengan nomor penerbangan JQ-117 terpaksa gagal berangkat.
Ia yang berlibur selama dua minggu di Pulau Dewata terpaksa memilih bertahan di bandara hingga bandara kembali Uudibuka atau ada informasi lanjutan dari pihak operator bandara.
Untuk saat ini, selain menghubungi pihak maskapai, dirinya telah menghubungi pihak bank yang akan memberikan asuransi perjalanan karena terkena dampak penutupan bandara itu.
"Mungkin saya tinggal di bandara tetapi kami masih menunggu konfirmasi dari maskapai. Sampai saat ini saya belum mendapat konfirmasi apa ada kompensasi berupa akomodasi atau tidak," katanya dengan nada putus asa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Pantauan Antara di Terminal Keberangkatan Internasional bandara setempat di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu, ribuan penumpang nampak memadati meja pelayanan konsumen dan pelayanan dari pihak maskapai penerbangan masing-masing.
"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Hal pertama saya harus kontak ke maskapai penerbangan yang kami gunakan," kata seorang calon penumpang, Andrey Nepomiluev dari Rusia.
Pria yang juga seorang teknisi di negeri beruang merah itu kemudian mengontak pihak maskapai Singapore Airlines mengingat dirinya harus melakukan penerbangan lanjutan dari Singapura ke Rusia.
"Saya harus terbang lanjutan dari Singapura ke St Petersburg. Jadi saya belum tahu bagaimana kelanjutan ini," ucapnya.
Andrey dijadwalkan lepas landas dengan menggunakan maskapai Singapore Airlines dengan nomor penerbangan, SQ-939 sekitar pukul 11.55 WITA.
Namun ia mengerti dengan kondisi penutupan bandara ini mengingat hal tersebut merupakan kondisi alam yang tidak bisa dibantah.
Calon penumpang lain dari Filipina yakni Jimuel Catalan yang seharusnya terbang ke Perth menggunakan maskapai Jetstar dengan nomor penerbangan JQ-117 terpaksa gagal berangkat.
Ia yang berlibur selama dua minggu di Pulau Dewata terpaksa memilih bertahan di bandara hingga bandara kembali Uudibuka atau ada informasi lanjutan dari pihak operator bandara.
Untuk saat ini, selain menghubungi pihak maskapai, dirinya telah menghubungi pihak bank yang akan memberikan asuransi perjalanan karena terkena dampak penutupan bandara itu.
"Mungkin saya tinggal di bandara tetapi kami masih menunggu konfirmasi dari maskapai. Sampai saat ini saya belum mendapat konfirmasi apa ada kompensasi berupa akomodasi atau tidak," katanya dengan nada putus asa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015