Makassar (Antara Bali) - Sekjen Asosiasi India-Indonesia Gurumurthy Naratajan mengatakan India siap berinvestasi dan bekerja sama untuk mendukung upaya mewujudkan swasembada gula di Indonesia.
"Kami siap membantu mulai dari perkebunan, pengolahan, hingga proses akhir melalui berbagai skema kerja sama dan investasi," kata Gurumurthy yang ditemui di sela-sela temu investor Agrobisnis di Makassar, Selasa.
Nilai investasi yang bisa ditanamkan, kata dia, bervariasi mulai dari 5 juta dolar AS hingga 10 miliar dolar AS. India, lanjutnya, memiliki keunggulan teknologi yang akan memberi manfaat yang besar jika kedua belah pihak dapat bekerja sama.
"Teknologi yang kami miliki memungkinkan produksi gula dapat dilakukan secara lebih efisien, dengan harga sekitar sepertiga lebih murah," jelasnya.
Langkah awal yang dapat dilakukan, lanjutnya, adalah melakukan modernisasi pabrik-pabrik gula tua di Indonesia. "Pabrik-pabrik gula di Indonesia sebagian besar dibangun pada zaman penjajahan Belanda, peralatannya perlu dimodernisasi dengan teknologi baru agar lebih efisien," jelasnya.
Di Sulawesi Selatan sendiri, perusahaan asal India, The Green Thumb telah menandatangani MoU dengan Pemkab Bone terkait pengembangan agribisnis gula.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan kawasan timur Indonesia memang membutuhkan pabrik gula untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya.
Menurut gubernur, dibutuhkan pendekatan baru dalam tata kelola, investasi, teknologi dan mekanisasi yang lebih baik untuk membangkitkan industri gula nasional. "Kami harap ini dapat didorong oleh pemerintah pusat," tutupnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami siap membantu mulai dari perkebunan, pengolahan, hingga proses akhir melalui berbagai skema kerja sama dan investasi," kata Gurumurthy yang ditemui di sela-sela temu investor Agrobisnis di Makassar, Selasa.
Nilai investasi yang bisa ditanamkan, kata dia, bervariasi mulai dari 5 juta dolar AS hingga 10 miliar dolar AS. India, lanjutnya, memiliki keunggulan teknologi yang akan memberi manfaat yang besar jika kedua belah pihak dapat bekerja sama.
"Teknologi yang kami miliki memungkinkan produksi gula dapat dilakukan secara lebih efisien, dengan harga sekitar sepertiga lebih murah," jelasnya.
Langkah awal yang dapat dilakukan, lanjutnya, adalah melakukan modernisasi pabrik-pabrik gula tua di Indonesia. "Pabrik-pabrik gula di Indonesia sebagian besar dibangun pada zaman penjajahan Belanda, peralatannya perlu dimodernisasi dengan teknologi baru agar lebih efisien," jelasnya.
Di Sulawesi Selatan sendiri, perusahaan asal India, The Green Thumb telah menandatangani MoU dengan Pemkab Bone terkait pengembangan agribisnis gula.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan kawasan timur Indonesia memang membutuhkan pabrik gula untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya.
Menurut gubernur, dibutuhkan pendekatan baru dalam tata kelola, investasi, teknologi dan mekanisasi yang lebih baik untuk membangkitkan industri gula nasional. "Kami harap ini dapat didorong oleh pemerintah pusat," tutupnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015