Singaraja (Antara Bali) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Buleleng, Bali menyebutkan penanganan senderan Sungai Saba di Desa Pengastulan Seririt yang jebol sejak 2008 lalu merupakan kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida.
"Kami masih berkoordinasi dengan BWS terkait permasalahan tersebut," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng, Nyoman Gede Suryawan, Selasa.
Menurut dia, koordinasi penting dilakukan agar tidak hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat daerah itu bukan kewenangan Pemkab Buleleng dalam hal ini Dinas PU daerah itu,
"Kalau masalah senderan Tukad Saba penanganannya dari BWS Bali Penida, terima kasih atas informasinya, nanti saya koordinasikan lebih lanjut," kata dia.
Sebelumnya, kalangan masyarakat Desa Pengastulan, Kabupaten Buleleng, Bali berharap pemerintah daerah setempat membantu memperbaiki senderan yang jebol akibat tergerus aliran sungai pada 2008 silam.
Kelian Banjar Purwa, Ketut Sawir mengatakan, setiap tahun ketika memasuki musim hujan, warga yang tinggal di bantaran sungai merasa cemas. "Rumah saya saja berada 50 meter dari pinggir sungai setinggi 10 meter itu," kata dia.
Ia menambahkan, ketika malam hari saat turun hujan deras, mereka tidak bisa memejamkan mata. "Pikirannya kalut, takut rumahnya hanyut tergerus derasnya air sungai. Sebagian dari warga pun memilih mengungsi di rumah tetangga atau saudaranya yang lebih jauh dari sungai," paparnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pengastulan, Putu Yasa mengatakan, setiap tahun sejak jebolnya senderan, pihaknya sudah rutin mengirimkan proposal permohonan perbaikan senderan kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng. "Namun sampai kini masih belum ada realisasi perbaikan," imbuhnya.
"Saya menjabat perbekel dari 2008, dari 2009 sampai sekarang 2015 sudah saya ajukan proposal ke PU kabupaten. Responnya positif kok. Mereka bilang sudah mengajukan ke pusat, dan tinggal menunggu kapan ada realisasi dari pusat," ujar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami masih berkoordinasi dengan BWS terkait permasalahan tersebut," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng, Nyoman Gede Suryawan, Selasa.
Menurut dia, koordinasi penting dilakukan agar tidak hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat daerah itu bukan kewenangan Pemkab Buleleng dalam hal ini Dinas PU daerah itu,
"Kalau masalah senderan Tukad Saba penanganannya dari BWS Bali Penida, terima kasih atas informasinya, nanti saya koordinasikan lebih lanjut," kata dia.
Sebelumnya, kalangan masyarakat Desa Pengastulan, Kabupaten Buleleng, Bali berharap pemerintah daerah setempat membantu memperbaiki senderan yang jebol akibat tergerus aliran sungai pada 2008 silam.
Kelian Banjar Purwa, Ketut Sawir mengatakan, setiap tahun ketika memasuki musim hujan, warga yang tinggal di bantaran sungai merasa cemas. "Rumah saya saja berada 50 meter dari pinggir sungai setinggi 10 meter itu," kata dia.
Ia menambahkan, ketika malam hari saat turun hujan deras, mereka tidak bisa memejamkan mata. "Pikirannya kalut, takut rumahnya hanyut tergerus derasnya air sungai. Sebagian dari warga pun memilih mengungsi di rumah tetangga atau saudaranya yang lebih jauh dari sungai," paparnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pengastulan, Putu Yasa mengatakan, setiap tahun sejak jebolnya senderan, pihaknya sudah rutin mengirimkan proposal permohonan perbaikan senderan kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng. "Namun sampai kini masih belum ada realisasi perbaikan," imbuhnya.
"Saya menjabat perbekel dari 2008, dari 2009 sampai sekarang 2015 sudah saya ajukan proposal ke PU kabupaten. Responnya positif kok. Mereka bilang sudah mengajukan ke pusat, dan tinggal menunggu kapan ada realisasi dari pusat," ujar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015