Singaraja (Antara Bali) - Wakil Bupati Buleleng, Bali, I Nyoman Sutjidra menyebutkan angka kemiskinan di daerah itu mengalami penurunan sekitar 5,6 persen.

"Penurunan angka kemiskinan cukup signifikan itu menunjukkan beberapa program pengentasan kemiskinan di Buleleng berjalan sukses," kata I Nyoman Sutjidra di Singaraja, Jumat.

Ia menjelaskan, sebelumnya warga miskin di kabupaten paling utara Pulau Dewata itu tercatat sekitar 56.000 orang dan jumlahnya menurun sekitar 14.000 orang menjadi 42.000 kepala keluarga (KK) pada tahun ini.

Sutjidra memaparkan, indikator yang dipakai sebagai acuan penentuan jumlah angka kemiskinan di daerah itu adalah berkuranggya warga yag mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah.

Selain itu, terdapat sebanyak 480 warga miskin di Bali Utara yang mengambalikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena dianggap tingkat ekonomi mereka sudah meningkat dibandingkan sebelumnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, selama ini penanganan masalah sosial dan kemasyarakatan di daerah itu menjadi komitmen bersama untuk dengan menjalankan berbagai program yang sudah disusun.

"Sudah banyak program yang dibuat dan beberapa diantaranya seperti bantuan bedah rumah bersumber dari APBD dan juga dukungan bedah rumah dari Pemprov Bali," katanya.

Dikatakan pula, selain program bedah rumah, Pemkab juga menggulirkan beberapa program unggulan dalam "memerangi" angka kemiskinan. "Salah satunya melalui program pemberdayaan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE)," katanya.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat tingkat kemiskinan di Provinsi Bali secara umum turun tipis dari 4,76 persen pada September 2014 menjadi 4,74 persen pada Maret 2015.

Kepala BPS Bali, Panusunan Siregar mengatakan, jumlah penduduk miskin di Pulau Dewata secara absolut sebetulnya bertambah hingga 760 jiwa sepanjang September 2014-Maret 2015. Namun, penurunan jumlah penduduk miskin sebelumnya relatif turun 0,02 persen.

Ia menjelaskan, turunnya angka kemiskinan di Bali, disebabkan sejumlah faktor. Pertama, ketimpangan pendapatan masyarakat kian menyempit. "Angka rasio ini turun dari 0,4418 menjadi 0,3768," katanya.

Kedua, geliat pembangunan di Bali kini dinikmati 40 persennya oleh kelompok penduduk menengah ke bawah. Ketiga, tekanan inflasi pada periode Februari-Maret 2015 sekitar 0,13 persen, lebih rendah dari periode Agustus-September 2014 sebesar 1,01 persen.

Keempat, jumlah pengangguran di Bali turun dari 44.126 orang pada Agustus 2014 menjadi 33.611 orang pada Februari 2015 atau berkurang 23,83 persen. Kelima, meningkatnya pekerja sektor informal dari 52,32 persen pada Agustus 2014 menjadi 52,67 persen pada Februari 2015. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015