Benoa, Bali (Antara Bali) - Proyek revitalisasi Teluk Benoa, Badung, Bali, diharapkan meniru keberhasilan Saemangeum, di Korea Selatan, yang menjadi sebuah proyek reklamasi terbesar di dunia, karena ramah lingkungan dan dikerjakan para insinyur lokal.

"Teluk Benoa mirip Saemangeum yang semula ditentang aktivis lingkungan, namun setelah proyek ini selesai menjadi kebanggaan masyarakat Korea Selatan," kata Presiden Asosiasi Wartawan Korea Park Chong Ryul, dalam siaran pers di Tanjung Benua, Badung, Bali, Minggu.

Harapan ini disampaikan Park saat berdiskusi tentang revitalisasi Teluk Benoa bersama Direktur Utama Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) Heru Darsono.
    
Dalam acara itu, juga dihadiri 10 pimpinan media terkemuka yang bersedia menjadi duta besar Forum Peduli Mangrove Bali yang juga ikut menanam bakau di area Duta Besar FPM Cristiano Ronaldo menanam bakau di Telaga Waja, Benoa.
    
Heru Darsono mengatakan, belajar dari keberhasilan Korea Selatan yang membangun daerah Saemangeun tersebut didukung pemerintah daerah setempat, sedangkan Teluk Benoa dari pihak swasta.
    
"Kesamaannya bahwa kami juga ramah lingkungan dan menggunakan konten lokal," kata Heru.
    
Ia menyampaikan, penghargaan atas kesediaan pimpinan media Korea Selatan menjadi "good will ambassador FPM" di Korea Selatan. "Saya menilai semua pihak sangat peduli akan pentingnya menjaga dan merawat hutan mangrove," katanya.
    
Saemangeum merupakan sebuah proyek reklamasi terbesar di dunia di Yellow Sea, Korea Selatan yang dibangun oleh pemerintah setepat yang diselesaikan pada 27 April 2006 setelah perdebatan panjang antara pemerintah dengan aktivis lingkungan.
    
Proyek itu bertujuan untuk membangun kebututuhan lahan untuk industri dan pertanian. Kegiatan reklamasi dimulai sejak Tahun 1991 itu diakuinya terkendala oleh penolakan para aktivis lingkungan.
    
Setelah reklamasi selesai dihasilkan 400 km2 atau 2/3 kali luas kota Seoul atau 5 kali luas kota Manhattan di New York, empat kali lebih besar dari kota Paris). Ini membuatnya menjadi salah satu proyek reklamasi yang terbesar sepanjang sejarah.
    
Semangeum juga menjadi seawall terpanjang yang pernah dibangun dengan panjang 33,9 km. Pada 2 Agustus 2010, Saemangeum mendapat penghargaan dari Guinesss World Records untuk sea-wall terpanjang di dunia yang pernah dibuat manusia.
    
Apabila Cina memiliki Great Wall, maka Korea memiliki Great Wall di lautan. Oleh sebab itu, pembangunan itu membutuhkan biaya 2,4 miliar dolar Amerika dan 6.700 orang pekerja setiap harinya.
    
Proyek ini menjadi kebanggaan Korea karena insinyur-insinyur Korea yang membangunnya. Metode konstruksi ramah lingkungan digunakan dalam proyek reklamasi ini.
    
Dengan menggunakan pasir di bawah laut untuk membangun daratan, bahaya lingkungan yang disebabkan pengambilan material dari daratan lain bisa diminimqalisir, menghemat biaya  
    
Selama 15 bulan sejak selesai dibangun, Saemangeum sudah dikunjungi 10 juta wisatawan. Rata-rata setiap hari dikunjungi 10.000 oramg pada hari kerja dan 30.000 wisatawan pada akhir pekan. (SRW)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Made Surya


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015