Kuta (Antara Bali) - Sebanyak 26 negara mengikuti kegiatan Bali Internasional Film Festival di Cinemax, Lippo Mall Kuta, yang digelar forum Balinale, pada 24-30 September 2015.

"Sebanyak 105 film hasil karya 26 negara berhasil lolos untuk mengikuti Bali Internasional Film Festival ini," ujar Deborah Gabinetti selaku pendiri Balinale, di Kuta, Kamis.

Ia menerangkan, 26 negara yang lolos untuk mengikuti kegiatan itu di antaranya dari Indonesia, Amerika, Mexico, Jepang, Korea Selatan, Kanada, Iran, Jerman, Australia, Kamboja, Polandia, Kuba, Austria, Prancis, Denmark, Thailand, dan Norwegia.

Tujuan Bali internasional film festival ini untuk memberikan ruang kepada industri perfilman dari berbagai negara untuk mempromosikan karyanya.

"Dari 300 film yang mendaftarkan diri, hanya 105 film yang terpilih untuk mengikuti festival film ini dan semua peserta tidak dikenakan biaya apapun dalam kegiatan itu," ujarnya.

Ke depannya pihaknya ingin menggaet para industri film Indonesia untuk menbuat suatu karya yang original yang dibuat di daerah ini dengan mengangkat cerita sejarah dan budaya.

Pihaknya menilai film-film pendek di Indonesia sangat menarik untuk ditonton karena memiliki keunikan tersendiri yang menonjolkan estetika budaya yang ada di daerah ini.

"Dengan adanya film festival akan semakin banyak masyarakat yang ingin menontot dan berharap dapat dikenal kembali di luar negeri," ujarnya.

Oleh sebab itu, dalam memperkenalkan film tersebut perlu membangun sebuah komunitas film nasional di Indonesia yang juga dapat disosialisasikan di seluruh dunia bagaimana keunikan budaya dan masyaralakat Indonesia itu sendiri.

Ia mengharapkan dengan adanya kegiatan film festival itu, akan lebih banyak lagi diikuti para industri film dari berbagai negara sehingga film karya anak bangsa dan dunia banyak dikenal didunia perfilman.

Untuk proses seleksi itu, kata dia, dilakukan secara ketat yang tetap melihat kualitas, editing, suara, judul film, cerita dan sejarah dari film itu yang sudah menjadi satu kesatuan agar lolos.

"Dalam seleksi itu melibatkan panitia dari Indonesia dan universal studio Amerika untuk melakukan seleksi ini yang sesuai standar internasional," ujarnya.

Ia menilai banyak potensi yang dimiliki industri film di Indonesia yang sudah sangat baik dan perlu dibuat suatu "platform" agar dapat membangun kembali banyak film yang bagus.

Dalam memasarkan dan mempromosikan film di luar negeri khusunya untuk kegiatan festival sangat sulit untuk dapat masuk kepasaran sehingga dengan adanya Bali Internasional Film Festival ini kami membuka ruang untuk perfilman di Indonesia untuk dapat di kenal hingga ke mancanegara.

"Saya melihat ada banyak potensi film bagus di Indonesia, namun harus ada keyakinan dari industri perfilman itu untuk mampu bersaing di pasaran," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015