Negara (Antara Bali) - Museum manusia purba di Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana terlantar, bahkan saat ini dijadikan lokasi penggembalaan ternak sapi dan kambing.

Pantauan di lokasi, Jumat, di areal museum yang terletak di Dusun Asih ini, banyak berkeliaran sapi dan kambing, dengan kandang ternak berjejer di belakang bangunan museum.

Selain binatang ternak yang bebas berkeliaran, areal situs bersejarah ini juga tampak kumuh, serta beberapa bagian pagarnya tambak jebol.

"Sudah lama seperti ini, tidak ada petugas yang melarang warga menggembala ternak di areal museum," kata Yanto, salah seorang warga.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Budaya Jembrana I Nengah Alit mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan anggaran untuk perbaikan pagar.

Terkait binatang ternak yang bebas berkeliaran, menurutnya, sudah ada petugas yang mengawasinya, namun ia berjanji akan mengecek ke lokasi.

"Keberadaan ternak di dalam areal museum jelas potensial merusak situs penggalian, kami segera cek ke lapangan," katanya.

Ia juga mengaku, sudah berkoordinasi dengan lurah setempat, untuk ikut membantu pengawasan, agar situs tersebut tidak sampai rusak akibat ulah orang tidak bertanggungjawab.

Sementara Kepala Dusun Asih, Kelurahan Gilimanuk Ni Luh Sridani mengatakan, dirinya sudah berulangkali mengimbau warga untuk tidak melepas binatang ternaknya di areal museum.

"Tapi imbauan saya tidak didengarkan oleh mereka. Bahkan ada juga warga dari dusun lain yang melepas ternaknya disana," katanya.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015