Singaraja (Antara Bali) - Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng, Bali meminta masyarakat di daerah itu tetap tenang menyikapi kasus tewasnya I Nyoman Astika, transmigran asal Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada dengan kepala terpenggal di Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Semua kalangan masyarakat di Buleleng mesti tetap tenang. Mari menunggu proses hukum yang dilakukan pihak berwajib," kata Ketua PHDI Buleleng, Putu Wilasa di Singaraja, Kamis.

Ia mengatakan, pihaknya meminta aparat penegak hukum segera mengungkap peristiwa pembunuhan itu. Supaya masyarakat tidak terus menerus merasa resah.

"Saya melihat dari segi hukum positif terlebih dahulu, kita ini kan negara hukum, terlepas dari siapa yang membunuh itu mestinya tidak boleh main hakim sendiri. Penegak hukum harus berupaya keras untuk mengungkap, karena tugas negara melindungi warga negaranya," ujar dia.

Ia juga mengingatkan umat Hindu untuk mempercayai hukum karma, jika umat selalu berbuat kebenaran di dalam hidup niscaya tidak akan pernah takut mengahadapi bahaya apapun.

"Semua yang menimpa tidak terlepas dari karma, maka, yakinlah persoalan yang membahayakan diri tidak akan pernah terjadi, terlebih hukum karma bersifat mutlak dan sekecil apapun berbuat baik atau buruk akan mendapatkan hasil karma," kata dia

Ia juga meminta kepada seluruh krama Bali di manapun berada tetap menjaga stabilitas diri dan lingkungan serta tidak mudah terpancing dengan situasi seperti demikian.

"Kami memohon agar tidak mengaitkannya dengan permasalahan suku, ras dan agama, mengingat motif pembunuhan ini masih belum diketahui sampai saat ini," imbuhnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015