Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar empat poin menjadi Rp14.178 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp14.128 per dolar AS.

"Nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk rupiah kurang diuntungkan oleh situasi ketidakpastian rencana the Fed untuk menaikkan suku bunganya, di tengah kondisi itu pelaku pasar cenderung lebih memilih dolar AS sebagai mata uang untuk menjaga nilai aset," kta Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan bahwa angka klaim awal pengangguran Amerika Serikat yang meningkat dari tingkat revisi pekan sebelumnya menjadi 282.000 untuk pekan yang berakhir 29 Agustus, membuat sebagian pelaku pasar memproyeksikan the Fed dapat menunda kenaikan suku bunganya.

Namun di sisi lain, lanjut dia, inflasi Amerika Serikat yang mengalami tren kenaikan, dapat mendukung kenaikan suku bunga the Fed secara gradual. The Fed pernah menyatakan akan menaikkan suku bunga jika terlihat pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.

Ia menambahkan bahwa masih berlanjutnya pelemahan pada sejumlah mata uang di kawasan Asia juga menjadi beban bagi mata uang rupiah untuk kembali bergerak ke area positif.

Sementara itu, Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa pemerintah yang akan mengeluarkan paket stimulus ekonomi dalam waktu dekat ini diharapkan dapat mengimbangi sentimen eksternal yang cenderung belum pasti. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015