Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius bagi umat  manusia dewasa ini, dan PTM tidak hanya menjadi masalah penting di Indonesia tetapi di tingkat dunia, diperlukan adanya suatu tindakan kongkrit pencegahan PTM dalam bentuk perubahan gaya hidup dan deteksi dini penyakit.

Di Indonesia berdasarkan data survei terbaru menyebutkan bahwa penyebab kematian utama di Indonesia adalah penyakit stroke (21,1%), penyakit kardiovaskular (12,9%) dan penyakit komplikasi diabetes mellitus (6,7%).

Di Indonesia ada 7,6 juta orang yang hidup dengan diabetes, sementara yang lain memiliki 12,6 juta pra-diabetes. Indonesia menghadapi beban ganda pada penyakit menular dan PTM yang sebagian besar disebabkan perubahan gaya hidup yang cepat.

Bila tidak dikendalikan, angka kematian akibat PTM diperkirakan akan meningkat 15 persen pada 2010 dan 2020. Peningkatan terbesar terjadi di Afrika, Mediterania Timur dan wilayah Asia Tenggara.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan Prof. dr. Nila F. Moeloek  ketika membuka The 2nd Regional ASEAN Forum On Non Communicable Diseases (NCD), di Jakarta (27/8). "PTM dapat menghambat upaya pengentasan kemiskinan dan menghambat pencapaian tujuan pembangunan internasional. Apabila orang-orang di usia produktif jatuh sakit dan meninggal, tentu saja ini akan mempengaruhi tingkat produktivitas," ujar Menteri Kesehatan.

Sejak 2011-2025, total kerugian ekonomi akibat PTM  di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah diperkirakan diperkirakan mencapai angka 7 Milliar Dollar. Sementara estimasi biaya yang dikeluarkan guna menekan angka PTM di dunia mencapai 11, 2 Juta Dollar.

Forum tersebut bertujuan memperkuat dan meningkatkan inisiatif negara-negara anggota ASEAN dalam memerangi penyakit tidak menular (PTM). Forum ini akan berlangsung selama 3 hari ini diikuti 125 peserta dari 9 negara ASEAN (Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Laos, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam) dan Jepang.

Para delegasi yang hadir terdiri dari pejabat pemerintah dan focal point Penyakit Tidak Menular (PTM), LSM, organisasi profesi, akademisi, dan petugas kesehatan di tingkat provinsi. 

Dalam kesempatan ini Menteri Kesehatan menyatakan bahwa perkembangan PTM dapat dicegah dengan diet dan gaya hidup yang sesuai.

Dengan cara ini komunitas global memiliki kesempatan untuk mengubah arah epidemi PTM. "Kematian dini akibat PTM dapat dikurangi secara signifikan melalui kebijakan pemerintah mengurangi penggunaan tembakau, penggunaan berbahaya alkohol, diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan memberikan perawatan kesehatan universal," tambah menkes.
 
Selain itu, pemerintah juga diharapkan melarang segala bentuk iklan rokok, menggantikan lemak trans dengan lemak tak jenuh ganda, membatasi atau melarang iklan alkohol, mempromosikan menyusui, melaksanakan program kesadaran masyarakat tentang diet dan aktivitas fisik, dan mencegah kanker serviks melalui pemeriksaan dini di fasilitas.

Hasil forum ini akan didokumentasikan sebagai Jakarta Call for Action yang diharapkan dapat meningkatkan pencapaian percepatan komunitas ASEAN terhadap rencana aksi target Global.

Berita dan Info kesehatan lebih lanjut dapat dilihat di laman http://www.depkes.go.id dan http://www.sehatnegeriku.com.
(WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015