Denpasar (Antara Bali) - Ibu kandung Engeline, Hamidah mengeluhkan belum menerima uang yang terkumpul dari bantuan masyarakat sebesar Rp30 juta di tempat kejadian perkara (TKP), Jalan Sedap Malam Denpasar, karena menunggu persetujuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Hampir setiap hari Hamidah bertanya terkait kapan diperbolehkan mengambil sumbangan itu, namun untuk masalah uang dapat ditanyakan ke KPAI," kata Pendamping Hukum P2TP2A Kota Denpasar, Siti Sapurah, di Denpasar, Rabu.

Pihaknya menegaskan tidak mengetahui tentang kepastian kapan uang sumbangan itu diserahkan kepada Hamidah (ibu kandung Engeline) karena dirinya hanya bertugas mengawal kasus pembunuhan yang menimpa bocah delapan tahun itu.

"Terkait uang sumbangan dari masyarakat Bali di TKP bukan menjadi kewenangan saya, namun menjadi tanggungjawab ketua tim kuasa hukum Hamidah, Haris Atur yang selama ini berkomunikasi dengan KPAI," ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya tidak mengetahui uang sumbangan dari masyarakat itu dibawa oleh KPAI dan belum diserahkan kepada ibu kandung Engeline.

"Saya baru mengetahui setelah Hamidah menyampaikan kepada kami," ujarnya.

Ia menuturkan keluhan Hamidah, ibu kandung Engeline terjadi pada 25 Juni 2015 setelah datang menghadiri acara televisi di Jakarta, pada 24 Juni yang ingin melihat kondisi tempat kejadian perkara yang disambut masyarakat dan ikut meberikan sumbangan itu.

Namun, saat Hamidah ingin mengambil beberapa boneka dan sejumlah uang sumbangan itu, dihalangi polisi yang bertugas berjaga di TKP dengan alasan permintaan dari ibu Nomi selaku anggota KPAI yang tidak memperkenankan mengambil sumbangan dari masyarakat.

Saat menanyakan hal itu ke KPAI, hanya memberikan keterangan bahwa uang sumbangan itu akan diserahkan secara simbolis saat hari anak nasional pada 29 Juli 2015 yang saat itu juga melakukan kegiatan penandatanganan monumen Engeline di Jalan Sedap Malam Denpasar.

"Pada saat acara itu ibu Hamida hanya dijanjikan kembali uang sumbangan dari masyarakat itu diserahkan pada peringatan 100 hari kematian Engeline pada 26 Agustus 2016," ujarnya.

Sebelumnya, Korban Engeline, bocah cantik kelas dua Sekolah Dasar Negeri 12 Sanur yang ditemukan tewas terkubur di halaman belakang rumah ibu angkatnya Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, pada (10/6) lalu.

Banyak masyarakat yang datang untuk bersimpati atas kematian Engeline dengan meletakkan karangan bunga, boneka dan memberikan uang sumbangan di lokasi kejadian.

Namun, uang yang terkumpul dari masyarakat yang mencapai total Rp30 juta itu tidak diberikan kepada keluarga kandung Engeline hingga jenazah Enggeline disemayamkan di rumah orang tua kandungnya yang berasal dari Desa Tulung Rejo, Glemor, Banyuwangi, Jawa Timur. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Made Surya


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015