Denpasar (Antara Bali) - Tim Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Denpasar, Bali memastikan tidak melakukan otopsi jenazah atlet tinju asal Papua Barat, Yanus Weda, karena penolakan dari keluarga korban.
"Keluarga korban menolak jenazah dilakukan otopsi karena alasan adat dan ingin kondisi jenazah utuh tanpa ada bekas pembedahan," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, di Denpasar, Kamis.
Pihaknya hanya melakukan pemeriksaan luar pada tubuh jenazah yang tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, namun hanya menemukan luka luka robek dipangkal ibu jari kaki kanan yang bukan menjadi penyebab kematian fatal korban.
"Kami juga menemukan luka lama pada kaki kanan korban dan untuk mengetahui penyebab kematian jenazah harus dilakukan otopsi, namun pihak keluarga menolak," ujarnya.
Dudut menambahkan korban direncanakan pulang ke rumah duka Desa Lanijaya, Wamena, Papua Barat dalam waktu dekat. "Rencanaya hari ini keluarga minta pemulangan jenazah dan kami sudah mengizinkan itu," ujarnya.
Kerabat korban Ismail, menuturkan pemulangan jenazah ke Desa Lanijaya, Wamena, Papua Barat atas permintaan ayah korban Jus Wenda yang menginginkan kondisi korban dalam keadaan utuh tanpa adanya otopsi karena masalah adat agar tidak timbul kecurigaan lainnya dari keluarga besar Yanus.
"Ayah korban meminta jenazah dipulangkan agar tidak adanya konflik antara keluarga besar dengan keluarga pelaku," ujarnya.
Ia menuturkan satu hari sebelum korban meninggal, keluarga korban di Papua Barat masih sempat berkomunikasi melalui pesan singkat kepada Yanus, namun saat dikabarkan meninggal pihak keluarga menduga adanya kejanggalan kematian korban.
Kanit Reskrim Polsek Karangasem, Bali, Iptu I Nyoman Merta Karyana, SH menuturkan korban diketahui meninggal dengan posisi tersungkur di depan warung rental "playstation", Desa Dukuh, Padang Kerta, Karangasem pada 21 juli 2015.
"Korban saat itu sedang berolahraga dan dilihat masyarakat keadaan sempoyongan," ujar Merta.
Warga yang melihat korban terjatuh langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Karangasem dan petugas langusung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), kemudian jenazah korban dibawa ke RSUP Sanglah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Keluarga korban menolak jenazah dilakukan otopsi karena alasan adat dan ingin kondisi jenazah utuh tanpa ada bekas pembedahan," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, di Denpasar, Kamis.
Pihaknya hanya melakukan pemeriksaan luar pada tubuh jenazah yang tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, namun hanya menemukan luka luka robek dipangkal ibu jari kaki kanan yang bukan menjadi penyebab kematian fatal korban.
"Kami juga menemukan luka lama pada kaki kanan korban dan untuk mengetahui penyebab kematian jenazah harus dilakukan otopsi, namun pihak keluarga menolak," ujarnya.
Dudut menambahkan korban direncanakan pulang ke rumah duka Desa Lanijaya, Wamena, Papua Barat dalam waktu dekat. "Rencanaya hari ini keluarga minta pemulangan jenazah dan kami sudah mengizinkan itu," ujarnya.
Kerabat korban Ismail, menuturkan pemulangan jenazah ke Desa Lanijaya, Wamena, Papua Barat atas permintaan ayah korban Jus Wenda yang menginginkan kondisi korban dalam keadaan utuh tanpa adanya otopsi karena masalah adat agar tidak timbul kecurigaan lainnya dari keluarga besar Yanus.
"Ayah korban meminta jenazah dipulangkan agar tidak adanya konflik antara keluarga besar dengan keluarga pelaku," ujarnya.
Ia menuturkan satu hari sebelum korban meninggal, keluarga korban di Papua Barat masih sempat berkomunikasi melalui pesan singkat kepada Yanus, namun saat dikabarkan meninggal pihak keluarga menduga adanya kejanggalan kematian korban.
Kanit Reskrim Polsek Karangasem, Bali, Iptu I Nyoman Merta Karyana, SH menuturkan korban diketahui meninggal dengan posisi tersungkur di depan warung rental "playstation", Desa Dukuh, Padang Kerta, Karangasem pada 21 juli 2015.
"Korban saat itu sedang berolahraga dan dilihat masyarakat keadaan sempoyongan," ujar Merta.
Warga yang melihat korban terjatuh langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Karangasem dan petugas langusung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), kemudian jenazah korban dibawa ke RSUP Sanglah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015