Denpasar (Antara Bali) - Kain Songket hasil tenunan tradisional asli Bali, buatan masyarakat setempat memasuki pasar ekspor terutama memenuhi permintaan konsumen asal Eropa, Jepang, China dan Amerika Serikat.

Tenunan yang dibuat dengan desain bercorak kekunaan itu memanfaatkan benang sutrera dipadukan dengan benang emas sangat disenangi konsumen kelas atas, kata Ni Nyoman Puspa eksportir kerajinan di Denpasar Kamis.

Hasil tenunan perajin di Kabupaten Klungkung, 40 km timur Denpasar ini cukup banyak memasuki pasar luar negeri, karena kain songket dengan berbagai corak dan kualitas itu pernah diikutkan sertakan dalam pameran.

Kain songket Bali pernah diikutkan dalam pameran akbar di Tokyo Jepang dan di Shanghai China dengan harapan mendapat tanggapan positif dari masyarakat setempat, karena peradaban dan budayanya hampir sama, kata dia.

Ada inisiatif dari pengusaha daerah ini untuk memamerkan kain songket asli Bali hasil rancangan terbarunya dengan bahan baku yang terbaik ke negeri matahari terbit itu, tentu untuk meningkatkan ekspor ke Jepang dan China.

Songket yang diperdagangkan berupa kain dari berbagai ukuran, berupa selendang yang dapat dijadikan dekorasi ruangan tamu, kantor, bahkan banyak dibeli untuk dipadukan menjadi pakaian wanita sesuai mode yang berkembang.

Adanya pengembangan desain dari garmen buatan masyarakat Bali yang juga dipadukan dengan songket ternyata mendapat sambutan dari konsumen luar negeri, maka diharapkan akan menambah besar perolehan devisanya.

Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE mengakui, perdagangan luar negeri khususnya tekstil dan produk tekstil dari Bali semakin meningkat belakangan ini.

Hal itu terbukti dari perolehan devisa khusus dari produksi tekstil Bali selama Januari-Juli 2010 mencapai 73,6 juta dolar atas pengapalan 30,5 juta pcs naik dari periode sama 2009 yang hanya 58,5 juta dolar.

Garmen salah satu andalan ekspor Bali, semakin menggairahkan terakhir ini, setelah beberapa tahun lalu sempat lesu akibat adanya persaingan yang ketat dari produk yang serupa dari China, India dan negara tetangga lainnya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010