Gianyar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memberikan pelatihan pengelolaan keuangan para petani dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Gianyar yang menjadi binaan bank sentral itu.

"Ketika petani panen, mereka tidak menjual sendiri-sendiri tetapi secara bersama-sama dan bantuan yang kami berikan (total Rp140 juta) agar dikelola bersama. Kalau ada yang menggunakan, petani menyewa dan menjadi akumulasi modal, sehingga mereka makin kuat," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Kamis.

Pelatihan pengelolaan keuangan bagi petani di Subak Pulagan dan sarasehan itu digelar di wantilan (balai) Pura Tirta Empul, Tampaksiring di Kabupaten Gianyar.

Tak hanya itu, dengan adanya kebersamaan dalam menjual produksi padinya, mereka bernegosiasi terlebih dahulu dan tidak bergantung dengan harga yang ditentukan oleh tengulak.

"Kami ingin merubah `mind set` (pola pikir) petani sehingga mereka lebih kuat sehingga tidak meninggalkan sektor pertanian," ucapnya.

Bank sentral itu bahkan mendatangkan, Masril Koto, seorang yang awalnya petani dari Agam, Sumatera Barat, kini berhasil mengembangkan ratusan bank petani yang berbasis lembaga keuangan mikro-agribisnis (LKMA) Prima Tani di Nagari Koto Tinggi, Agam, Sumatera Barat.

Bank petani itu salah satunya memiliki produk tabungan pupuk dan keberadaanya lebih difokuskan kepada petani di daerah yang belum terjangkau lembaga keuangan.

Rencananya, Masril Koto memberikan pendampingan intensif kepada petani di Subak Pulagan selama empat hari hingga 30 Mei 2015.

Selain membekali dengan pelatihan lembaga keuangan mikro, BI juga memberikan pelatihan teknik budidaya pertanian organik dan penguatan kelembagaan pemasaran melalui bantuan teknis.

Sebelumnya, Dewi menjelaskan bahwa total bantuan sebesar Rp140 diberikan kepada subak tersebut yang diharapkan bisa dikelola bersama sehingga petani menjadi lebih kuat.

Bantuan itu berupa alat penyemprot sebanyak 35 unit, traktor (2), motor roda tiga (1), pemotong rumput (3), troli (15) dan bantuan alat lainnya.

Selain edukasi pengelolaan keuangan kepada petani, BI bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali juga memberikan penguatan kepada para petani terkait kapasitas produksi padi dalam rangka ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.

Kabupaten Gianyar, berdasarkan data dari bank sentral itu, berkontribusi terhadap pasokan beras di Pulau Dewata sebesar 21 persen atau mencapai 184.592 ton beras pada tahun 2014, kedua terbesar setelah Kabupaten Tabanan sebagai penghasil beras.

Namun komoditas beras telah menyumbang inflasi sebanyak enam kali selama 2014 dan selama tiga tahun terakhir sebanyak 16 kali menyumbang inflasi di Bali. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015