Mangupura (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengharapkan umat Hindu di Pulau Dewata agar senantiasa menggunakan buah lokal dalam membuat persembahan untuk ritual keagamaan sehingga dapat menekan peredaran buah impor.

"Dengan menggunakan buah lokal, sekaligus dapat membawa keuntungan bagi petani buah kita di Bali," kata Sudikerta saat menghadiri ritual `piodalan` di Pura Tegal Suci Desa Sobangan, Mangupura, Badung, Senin.

Menurut dia, dengan menggunakan buah lokal, sekaligus sejalan dengan penerapan Perda Provinsi Bali tentang Perlindungan Buah Lokal. Dengan demikian, juga berdampak terhadap kelestarian buah-buahan asli Bali itu.

"Khususnya pada umat di sini, kami harapkan dalam melaksanakan "yadnya" atau membuat persembahan tidak jor-joran, melainkan menyesuaikan dengan kemampuan masyarakat," ujar Sudikerta.

Sementara itu, salah satu perwakilan dari tokoh Pura Tegal Suci, Made Sudirga, mengucapkan rasa terima kasih atas pesan Wagub Sudikerta mengenai penggunaan buah lokal.

Dia berharap warga desa setempat dapat mengikuti anjuran Wagub Bali agar buah lokal tidak semakin terpinggirkan, mengingat buah lokasl asli Bali tidak kalah dengan buah impor.

Di sisi lain, Sudirga mengemukakan, ritual "piodalan" di pura tersebut dilakukan setiap enam bulan sekali yang bertepatan dengan Rahinan Soma Ribek.

Untuk pelaksanaan segala ritual di pura tersebut, ada 20 KK Desa Sobangan yang bertanggung jawab. Sudirga berharap, meskipun warga pura ini sedikit, namun tidak mengurangi makna dalam setiap upacara yang dilaksanakan. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015