Pecalang, petugas keamanan desa adat (pekraman) di Bali ikut ambil bagian menyukseskan pelaksanaan Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang berlangsung di Hotel The Grand Bali Beach (GBB) Sanur, Kota Denpasar, 9-12 April 2015.
Mengenakan busana adat Bali, kombinasi warna hitam dan motif kotak-kotak sambil memegang keris, mereka berbaur dengan polisi dan petugas keamanan lainnya yang menjaga ekstra ketat lokasi kongres, dengan agenda memilih ketua umum partai berlambang banteng moncong putih untuk lima tahun ke depan.
Keterlibatan pecalang dalam mengamankan kegiatan bertaraf lokal, nasional dan internasional di Pulau Dewata selama ini sudah sering, dengan harapan kegiatan dapat terlaksana dengan sukses dan lancar, tutur Pecalang Kota Denpasar Nyoman Nada Umbara.
Dalam pengamanan kongres PDIP kali ini dilibatkan 250 pecalang untuk membantu tugas-tugas polisi yang diperkuat satuan TNI, yang posisinya sudah diatur masing-masing.
Pecalang yang didatangkan dari sejumlah desa adat di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan sekitarnya membantu polisi bertugas di empat ring yakni di pintu gerbang menuju hotel tempat berlangsung kongres, ruang VIP, ruang sidang utama hingga arena luar kongres.
Petugas adat yang mengenakan pakaian khas hitam, kain serta "udeng" atau ikat kepala berwarna hitam putih itu bersinergi dengan aparat berwajib yakni polisi dan TNI guna menjamin keamanan, mengingat kawasan Sanur juga merupakan daerah tujuan wisata dunia.
Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Ronny F Sompie mengakui, keterlibatan pecalang dalam mengamankan kegiatan tertentu seperti kongres PDIP kali ini sangat membantu tugas kepolisian dalam mewujudkan keamanan.
Adanya kebersamaan dan sinergi komprehensif yang demikian itu diharapkan seluruh rangkaian kongres yang melibatkan 2.500-3.000 peserta dari seluruh daerah di Indonesia selama tiga hari itu dapat berlangsung dengan lancar, sukses dan aman.
Sebanyak 1.830 petugas gabungan dari Kodam IX/Udayana dan Polda Bali akan dikerahkan untuk mengamankan undangan berkategori "very very important person" (VVIP) antara lain Presiden Joko Widodo.
Polda Bali secara khusus juga telah menggelar Operasi Puri Agung I mulai Selasa (7/4) hingga Minggu (12/4) untuk melakukan pengamanan menyeluruh di Pulau Dewata di luar pengamanan VVIP tersebut.
Operasi Puri Agung mengerahkan 815 personel dari Polda Bali dan Polresta Denpasar dan sekitar 200 personel dari Polres Karangasem dan Polres Jembrana, ujar Mantan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri itu.
Polisi telah membentuk lima satuan tugas yang memiliki tugas masing-masing mulai dari pengamanan di bandara hingga lokasi kongres di GBB melalui pengamanan terbuka dan tertutup dari petugas intelijen.
Dukung pengamanan
Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal Torry Banguntoro mengatakan, pihaknya siap mendukung Kepolisian Daerah Bali dalam mengamankan Kongres PDIP yang akan berlangsung di Pulau Dewata.
Kodam IX/ Udayana diminta ataupun tidak, tetap tugasnya membantu pemerintah daerah dan polisi dalam mewujudkan rasa aman, nyaman dan tentram bagi semua pihak, termasuk wisatawan dalam menikmati liburan di Bali.
Personel TNI di Bali berjulah 4.000-5.000 itu siap melakukan pengamanan, sehingga kegiatan lima tahunan partai besar itu dapat terlaksana dengan baik dan sukses.
Polda Bali sendiri mengerahkan 1.000 personel sejak dini telah melakukan kegiatan intelijen, untuk melakukan deteksi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bisa mengganggu persiapan kongres.
Selain itu juga menjaga jalur lalu lintas bagi wisatawan agar tidak terganggu sekaligus kegiatan dalam rangka kongres tetap berjalan, sehingga satu sama lain tidak saling mengganggu.
Kapolda Inspektur Jenderal Ronny Sompie mengingatkan kepada seluruh simpatisan PDI-P untuk ikut menjaga ketertiban dan keamanan selama kongres berlangsung.
Hal itu telah menjadi penekanan, karena para simpatisan mempunyai semangat bergelora. Dari masing-masing simpatisan bisa berkomunikasi dengan perwakilan daerah sehingga mendapatkan pemikiran logis dan relevan.
Para simpatisan dari Bali maupun dari berbagai daerah lainnya di Indonesia dimintanya tidak berbondong- bondong mendatangi lokasi kongres, mengingat daya tampung yang terbatas.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika meyakini pelaksanaan Kongres IV PDIP yang melibatkan ribuan peserta dan simpatisan dari seluruh daerah di Indonesia tidak akan mengganggu keamanan daerah tujuan wisata Pulau Dewata.
Pihaknya memberikan apresiasi jika semua partai politik di Indonesia menggelar kongres di sini. Bali merupakan daerah pariwisata, hajatan politik dari parpol-parpol selama ini terbukti dapat berjalan beriringan dengan kepentingan pariwisata.
"Kalau bisa semua partai bikin kongres di Bali, yang penting hotelnya dibayar," kata Mangku Pastika berseloroh.
Dana Rp7,3 miliar
Ketua DPD PDI Bali Wayan Koster yang juga ketua Panitia Daerah Kongres IV PDIP menjelaskan, kegiatan kongres di Bali kali ini menelan dana sebesar Rp7,3 miliar.
Dana cukup besar tersebut untuk membayar akomodasi 12 hotel bagi para peserta, biaya transportasi, akomodasi, termasuk pembuatan bendera, umbul-umbul dan perlengkapan lainnya semua sudah lunas.
Panitia sudah membayar lunas akomodasi hotel, termasuk biaya-biaya lainnya. Sumber dana berasal dari gotong-royong seluruh kader di seluruh Indonesia. Jadi tidak ada sponsor atau beban kepada pihak tertentu.
Ke-12 hotel yang digunakan berada di sekitar lokasi, yakni di kawasan wisata Sanur. Pemesanan sudah dilakukan sejak sebulan lalu yakni sekitar 1.500 kamar mulai bintang satu hingga bintang lima.
Bahkan ada hotel yang sudah dipesan harganya Rp350 ribu per kamar. Ini semua dimaksudkan agar semua peserta terkonsentrasi di Sanur, dan tidak sampai jauh dari lokasi kongres.
Seluruh persiapan kini sudah final, para peserta akan dijemput mulai dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Di bandara akan ada ruang khusus atau konter berlogo kongres dari panitia.
Seluruh peserta akan disambut layaknya tamu kehormatan lainnya. Mereka akan dikalungi bunga oleh panitia yang sudah disiapkan.
"Kita perlakukan mereka layaknya tamu terhormat, atau seperti turis asing yang baru tiba di Bali," ujar Koster yang juga anggota DPR RI. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Mengenakan busana adat Bali, kombinasi warna hitam dan motif kotak-kotak sambil memegang keris, mereka berbaur dengan polisi dan petugas keamanan lainnya yang menjaga ekstra ketat lokasi kongres, dengan agenda memilih ketua umum partai berlambang banteng moncong putih untuk lima tahun ke depan.
Keterlibatan pecalang dalam mengamankan kegiatan bertaraf lokal, nasional dan internasional di Pulau Dewata selama ini sudah sering, dengan harapan kegiatan dapat terlaksana dengan sukses dan lancar, tutur Pecalang Kota Denpasar Nyoman Nada Umbara.
Dalam pengamanan kongres PDIP kali ini dilibatkan 250 pecalang untuk membantu tugas-tugas polisi yang diperkuat satuan TNI, yang posisinya sudah diatur masing-masing.
Pecalang yang didatangkan dari sejumlah desa adat di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan sekitarnya membantu polisi bertugas di empat ring yakni di pintu gerbang menuju hotel tempat berlangsung kongres, ruang VIP, ruang sidang utama hingga arena luar kongres.
Petugas adat yang mengenakan pakaian khas hitam, kain serta "udeng" atau ikat kepala berwarna hitam putih itu bersinergi dengan aparat berwajib yakni polisi dan TNI guna menjamin keamanan, mengingat kawasan Sanur juga merupakan daerah tujuan wisata dunia.
Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Ronny F Sompie mengakui, keterlibatan pecalang dalam mengamankan kegiatan tertentu seperti kongres PDIP kali ini sangat membantu tugas kepolisian dalam mewujudkan keamanan.
Adanya kebersamaan dan sinergi komprehensif yang demikian itu diharapkan seluruh rangkaian kongres yang melibatkan 2.500-3.000 peserta dari seluruh daerah di Indonesia selama tiga hari itu dapat berlangsung dengan lancar, sukses dan aman.
Sebanyak 1.830 petugas gabungan dari Kodam IX/Udayana dan Polda Bali akan dikerahkan untuk mengamankan undangan berkategori "very very important person" (VVIP) antara lain Presiden Joko Widodo.
Polda Bali secara khusus juga telah menggelar Operasi Puri Agung I mulai Selasa (7/4) hingga Minggu (12/4) untuk melakukan pengamanan menyeluruh di Pulau Dewata di luar pengamanan VVIP tersebut.
Operasi Puri Agung mengerahkan 815 personel dari Polda Bali dan Polresta Denpasar dan sekitar 200 personel dari Polres Karangasem dan Polres Jembrana, ujar Mantan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri itu.
Polisi telah membentuk lima satuan tugas yang memiliki tugas masing-masing mulai dari pengamanan di bandara hingga lokasi kongres di GBB melalui pengamanan terbuka dan tertutup dari petugas intelijen.
Dukung pengamanan
Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal Torry Banguntoro mengatakan, pihaknya siap mendukung Kepolisian Daerah Bali dalam mengamankan Kongres PDIP yang akan berlangsung di Pulau Dewata.
Kodam IX/ Udayana diminta ataupun tidak, tetap tugasnya membantu pemerintah daerah dan polisi dalam mewujudkan rasa aman, nyaman dan tentram bagi semua pihak, termasuk wisatawan dalam menikmati liburan di Bali.
Personel TNI di Bali berjulah 4.000-5.000 itu siap melakukan pengamanan, sehingga kegiatan lima tahunan partai besar itu dapat terlaksana dengan baik dan sukses.
Polda Bali sendiri mengerahkan 1.000 personel sejak dini telah melakukan kegiatan intelijen, untuk melakukan deteksi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bisa mengganggu persiapan kongres.
Selain itu juga menjaga jalur lalu lintas bagi wisatawan agar tidak terganggu sekaligus kegiatan dalam rangka kongres tetap berjalan, sehingga satu sama lain tidak saling mengganggu.
Kapolda Inspektur Jenderal Ronny Sompie mengingatkan kepada seluruh simpatisan PDI-P untuk ikut menjaga ketertiban dan keamanan selama kongres berlangsung.
Hal itu telah menjadi penekanan, karena para simpatisan mempunyai semangat bergelora. Dari masing-masing simpatisan bisa berkomunikasi dengan perwakilan daerah sehingga mendapatkan pemikiran logis dan relevan.
Para simpatisan dari Bali maupun dari berbagai daerah lainnya di Indonesia dimintanya tidak berbondong- bondong mendatangi lokasi kongres, mengingat daya tampung yang terbatas.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika meyakini pelaksanaan Kongres IV PDIP yang melibatkan ribuan peserta dan simpatisan dari seluruh daerah di Indonesia tidak akan mengganggu keamanan daerah tujuan wisata Pulau Dewata.
Pihaknya memberikan apresiasi jika semua partai politik di Indonesia menggelar kongres di sini. Bali merupakan daerah pariwisata, hajatan politik dari parpol-parpol selama ini terbukti dapat berjalan beriringan dengan kepentingan pariwisata.
"Kalau bisa semua partai bikin kongres di Bali, yang penting hotelnya dibayar," kata Mangku Pastika berseloroh.
Dana Rp7,3 miliar
Ketua DPD PDI Bali Wayan Koster yang juga ketua Panitia Daerah Kongres IV PDIP menjelaskan, kegiatan kongres di Bali kali ini menelan dana sebesar Rp7,3 miliar.
Dana cukup besar tersebut untuk membayar akomodasi 12 hotel bagi para peserta, biaya transportasi, akomodasi, termasuk pembuatan bendera, umbul-umbul dan perlengkapan lainnya semua sudah lunas.
Panitia sudah membayar lunas akomodasi hotel, termasuk biaya-biaya lainnya. Sumber dana berasal dari gotong-royong seluruh kader di seluruh Indonesia. Jadi tidak ada sponsor atau beban kepada pihak tertentu.
Ke-12 hotel yang digunakan berada di sekitar lokasi, yakni di kawasan wisata Sanur. Pemesanan sudah dilakukan sejak sebulan lalu yakni sekitar 1.500 kamar mulai bintang satu hingga bintang lima.
Bahkan ada hotel yang sudah dipesan harganya Rp350 ribu per kamar. Ini semua dimaksudkan agar semua peserta terkonsentrasi di Sanur, dan tidak sampai jauh dari lokasi kongres.
Seluruh persiapan kini sudah final, para peserta akan dijemput mulai dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Di bandara akan ada ruang khusus atau konter berlogo kongres dari panitia.
Seluruh peserta akan disambut layaknya tamu kehormatan lainnya. Mereka akan dikalungi bunga oleh panitia yang sudah disiapkan.
"Kita perlakukan mereka layaknya tamu terhormat, atau seperti turis asing yang baru tiba di Bali," ujar Koster yang juga anggota DPR RI. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015