Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 70 poin menjadi Rp12.978 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.048 per dolar AS.

"Laju nilai tukar rupiah masih melanjutkan pergerakan positif. Imbas dari meningkatnya penyerapan lelang surat utang negara (SUN) di mana menghasilkan angka 'bid to cover ratio' lebih besar dari lelang SUN sebelumnya memberikan imbas positif," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Selain itu, lanjut dia, rilis inflasi Maret 2015 sebesar 0,17 persen yang lebih rendah dari perkiraan sekitar 0,43 persen dan konsensus 0,19 persen menambah sentimen positif terhadap mata uang domestik.

"Laju rupiah cenderung bergerak menguat dengan memanfaatkan sentimen yang ada. Namun demikian, tetap cermati dan antisipasi jika terjadi potensi pembalikan arah," katanya

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa peluang rupiah mempertahankan penguatannya terhadap dolar AS cukup kuat, apalagi data tenaga kerja AS cenderung tidak sesuai ekspektasi. "Indeks manufaktur, juga dikenal sebagai indeks pembelian manajer (PMI) mengalami penurunan ke level terendah dalam 14 bulan terakhir," katanya.

Menurut dia, data Amerika Serikat yang memburuk itu seakan memberikan konfirmasi pernyataan bahwa the Fed tidak akan agresif untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini, menyusul data ekonomi AS yang belum sesuai harapan. (WDY)

Pewarta: Oleh Zubi Mahrofi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015