Negara (Antara Bali) - Warga Desa Dangin Tukadaya, Kabupaten Jembrana protes tambang galian C di wilayah tersebut, karena dianggap merusak jalan serta pipa saluran air.
"Kami harus menunggu bertahun-tahun agar jalan desa ini diaspal hotmix. Dengan dilalui truk pengangkut tambang galian C tersebut, pasti akan rusak," kata Ida Bagus Redana, salah seorang tokoh setempat, Kamis.
Menurutnya, tambang tersebut mengeruk lahan seluas 1 hektare, yang diambil tanah serta batunya untuk dijual oleh pemiliknya.
Ia mengatakan, aspal hotmix di desa tersebut seharusnya tidak boleh dilalui truk bermuatan berat seperti pengangkut hasil tambang, karena akan cepat rusak.
"Kalau sudah rusak, kami yakin pemilik tambang juga tidak mau memperbaikinya. Sekarang saja sudah banyak ceceran tanah, yang membuat jalan tidak rata serta licin saat hujan," ujarnya.
Ketua Kelompok Air Danu Merta, Desa Dangin Tukadaya Ida Bagus Sugamia juga mengeluhkan, beban truk tambang yang membuat beberapa bagian pipa distribusi air bocor.
Menurutnya, ia bersama 35 anggota kelompoknya, membangun pipa saluran air bersih tersebut secara swadaya, sehingga sangat keberatan jika rusak gara-gara terlindas truk tambang.
"Gara-gara di beberapa bagian rusak dan bocor, banyak anggota kami yang tidak kebagian air. Kami belum cek seluruh kerusakan," katanya.
Ia mengungkapkan, pihak desa sudah pernah mempertemukan warga dengan pemilik tambang, yang berjanji akan memperbaiki pipa saluran air yang rusak, sementara untuk perbaikan jalan tidak ada kejelasan.
Pengelola tambang galian C Ketut Artawan saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah memperbaiki pipa saluran air yang bocor di tiga titik.
"Tanah yang mengotori aspal juga sudah kami bersihkan, sementara untuk perbaikan jalan akan kami lakukan jika pekerjaan ini sudah selesai," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami harus menunggu bertahun-tahun agar jalan desa ini diaspal hotmix. Dengan dilalui truk pengangkut tambang galian C tersebut, pasti akan rusak," kata Ida Bagus Redana, salah seorang tokoh setempat, Kamis.
Menurutnya, tambang tersebut mengeruk lahan seluas 1 hektare, yang diambil tanah serta batunya untuk dijual oleh pemiliknya.
Ia mengatakan, aspal hotmix di desa tersebut seharusnya tidak boleh dilalui truk bermuatan berat seperti pengangkut hasil tambang, karena akan cepat rusak.
"Kalau sudah rusak, kami yakin pemilik tambang juga tidak mau memperbaikinya. Sekarang saja sudah banyak ceceran tanah, yang membuat jalan tidak rata serta licin saat hujan," ujarnya.
Ketua Kelompok Air Danu Merta, Desa Dangin Tukadaya Ida Bagus Sugamia juga mengeluhkan, beban truk tambang yang membuat beberapa bagian pipa distribusi air bocor.
Menurutnya, ia bersama 35 anggota kelompoknya, membangun pipa saluran air bersih tersebut secara swadaya, sehingga sangat keberatan jika rusak gara-gara terlindas truk tambang.
"Gara-gara di beberapa bagian rusak dan bocor, banyak anggota kami yang tidak kebagian air. Kami belum cek seluruh kerusakan," katanya.
Ia mengungkapkan, pihak desa sudah pernah mempertemukan warga dengan pemilik tambang, yang berjanji akan memperbaiki pipa saluran air yang rusak, sementara untuk perbaikan jalan tidak ada kejelasan.
Pengelola tambang galian C Ketut Artawan saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah memperbaiki pipa saluran air yang bocor di tiga titik.
"Tanah yang mengotori aspal juga sudah kami bersihkan, sementara untuk perbaikan jalan akan kami lakukan jika pekerjaan ini sudah selesai," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015