Negara (Antara Bali) - Areal museum manusia purba di Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana dijadikan kandang ternak oleh warga sekitar, karena tidak ada yang menjaganya.

Pantauan di lokasi Kamis, belasan kandang sapi maupun kambing berjejer di belakang bangunan utama museum, padahal areal tersebut masuk kawasan konservasi karena diduga masih banyak peninggalan manusia purba yang terpendam.

Beberapa warga yang ditemui mengatakan, penggunaan lahan untuk kandang ternak tersebut sudah terjadi dua tahun terakhir, tanpa ada yang melarangnya.

Adanya belasan kandang ternak ini membuat areal museum menjadi jorok, serta pagar kawat di sekelilingnya banyak yang hilang, tinggal menyisakan beton penghubungnya saja.

Lurah Gilimanuk Gede Widiada saat dikonfirmasi mengaku, dirinya tidak tahu kalau lahan museum tersebut digunakan sebagai kandang ternak.

Namun saat datang ke lokasi, tidak kurang dari 12 kandang ternak ditemukan di areal ini, dan berjanji segera berkoordinasi dengan Kepala Seksi Pariwisata, Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Budaya.

Kepala Seksi Pariwisata, Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Budaya Jembrana Nyoman Partika yang dikonfirmasi terpisah mengaku, dirinya kecewa dengan ulah warga yang dianggap merusak kawasan konservasi tersebut.

"Bersama kelurahan setempat kami segera melakukan pembersihan terhadap kandang ternak, maupun warung warga yang berada di areal tersebut. Apalagi tahun ini, Pemkab Jembrana akan melakukan penataan di Gilimanuk sebagai kawasan wisata," katanya.

Menurutnya, selain Teluk Gilimanuk, kawasan wisata juga akan mencakup museum manusia purba tersebut.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015