Surabaya (Antara Bali) - Pendapatan negara bertambah senilai Rp7,7 triliun melalui lima perjanjian jual beli gas (PJBG) untuk memenuhi kebutuhan domestik yang ditandatangani sejumlah pemangku kepentingan pada pembukaan International Indonesia Gas Conference Exhibition (Indogas) ketujuh di Jakarta.

"Seluruh kontrak itu adalah langkah nyata sektor hulu migas untuk mengutamakan pasar domestik," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, melalui siaran pers yang diterima Antara, di Surabaya, Selasa.

Upaya tersebut, ungkap dia, sesuai dengan komitmen SKK Migas untuk meningkatkan pasokan gas dalam negeri. Sejak tahun 2003, pasokan gas untuk domestik meningkat rata-rata sembilan persen per tahun. Pada tahun 2013, volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik lebih besar dibandingkan ekspor.

"Tahun 2015, komitmen untuk domestik mencapai 4.403 BBTUD atau 61 persen. Sementara peruntukan ekspor sebesar 2.836 britishthermal unit per hari (BBTUD)," ujarnya.

Ia menjelaskan, PJBG yang ditandatangani di antaranya PT Medco E & P Malaka dengan PT. Pertamina (Persero) untuk kebutuhan pupuk. Untuk kerja sama tersebut dilakukan dengan jangka waktu selama 13 tahun dan pasokan 58 miliar britishthermal unit per hari (BBTUD).

"Kemudian, amandemen kedua PJBG antara Conoco Phillips (Grissik) Ltd. dengan PT Energasindo Heksa Karya untuk kebutuhan kelistrikan dan jangka waktu selama 10 tahun dan pasokan 44 BBTUD," katanya.

Selain itu, tambah dia, amandemen PJBG antara PHE ONWJ dan PT. Pertamina (Persero) Unit Pengolahan VI-Balongan untuk kebutuhan bahan bakar kilang pengolahan minyak bumi, dengan jangka waktu selama 10 tahun dan pasokan 44 BBTUD.

"Lalu, amandemen PJBG antara PHE ONWJ dan PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan VI-Balongan untuk kebutuhan bahan bakar kilang pengolahan minyak bumi, dengan jangka waktu selama dua tahun dan pasokan 20 BBTUD," katanya.

Sementara, Executive VP/GM PHE ONWJ, Jonly Sinulingga, mengemukakan, seluruh produksi gas PHE ONWJ disalurkan untuk kebutuhan domestik. Misalnya,untuk pembangkit listrik Jakarta dan sekitarnya bahan baku pupuk dan kebutuhan bahan bakar gas untuk transportasi.

"Untuk pasokan ke Unit Pengolahan VI-Balongan, gas berasal dari lapangan GG melalui Balongan Onshore Processing Facility. Lapangan GG merupakan lapangan baru yang commissioning-nya telah dilaksanakan pada 12 Desember 2014," katanya.

Ia berharap, semua pihak dapat memberikan dukungan supaya penyaluran gas dari PJBG tersebut bisa terlaksana. Dengan demikian, potensi penerimaan negara yang diperkirakan akan benar-benar terealisasi. Apalagi pada tahun 2014 terdapat beberapa pembeli yang penyerapan gas oleh pembeli lebih rendah dari komitmen.

"Di sisi lain, potensi kehilangan produksi sebesar 95 MMSCFD atau setara 17.000 barel minyak per hari," katanya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015