Bengkulu (Antara Bali) - Yayasan Genesis Bengkulu mengungkap cara baru dalam perburuan satwa langka harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatrae) yaitu menggunakan setrum listrik.

"Pemburu memiliki metode baru untuk berburu harimau Sumatera yaitu pakai setrum listrik," kata Direktur Yayasan Genesis, Barlian di Bengkulu, Minggu.

Yayasan Genesis yang memiliki program monitoring perburuan harimau dan kerusakan hutan di koridor Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Bengkulu menemukan kawat yang dialiri listrik dipasang untuk menjebak harimau.

Selama ini, menurut Barlian, pemasangan jerat harimau menggunakan jerat yang terbuat dari benang nilon dan kawat rem sepeda.

"Kami mendapati seekor tapir dan beruang menjadi korban dari alat setrum listrik itu," tambahnya.

Alat perburuan satwa langka itu ditemukan di dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas Air Manjunto.

Sumber listrik berasal dari mesin genset yang disimpan pemburu di wilayah permukiman yang berbatasan dengan kawasan hutan.

Barlian mengatakan metode perburuan satwa langka terus berkembang dan risiko dari penggunaan alat setrum adalah yang tertinggi.

"Karena bisa juga membahayakan manusia yang melintas di kawasan itu," katanya.

Berdasarkan data Yayasan Genesis yang melakukan program monitoring dan perburuan harimau di TNKS, jumlah jerat yang dipasang untuk memburu harimau Sumatera sudah berkurang.

Kurun waktu Januari hingga Desember 2015 sebanyak 50 jerat satwa langka dibersihkan dari kawasan hutan di wilayah Hutan Produksi Terbatas Air Majunto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

"Sebenarnya jumlah perburuan untuk wilayah Mukomuko tidak terlalu tinggi karena kami rutin melakukan patroli pembersihkan jerat di habitat harimau," katanya.

Namun, ia mengatakan perburuan harimau Sumatera secara ilegal masih terus terjadi, salah satunya dibuktikan dengan penemuan jerat menggunakan arus listrik di dalam hutan di wilayah itu. (WDY)

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015