Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia telah menjual surat utang negara dalam valuta asing berdenominasi dolar AS (global bond) untuk seri RI0125 dan RI0145 serta menetapkan hasil transaksi sebesar empat miliar dolar AS.

         Keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan total masing-masing nominal seri yang diterbitkan adalah dua miliar dolar AS untuk seri RI0125 dan RI0145.

         Seri RI0125 memiliki tenor 10 tahun dengan imbal hasil 4,2 persen dan tanggal jatuh tempo 15 Januari 2025, sedangkan seri RI0145 memiliki tenor 30 tahun dengan imbal hasil 5,2 persen dan tanggal jatuh tempo 15 Januari 2045.

         Final pricing (yield) tersebut 30 basis poin lebih ketat dari initial price guidance yaitu 4,5 persen untuk tenor 10 tahun dan 5,5 persen untuk tenor 30 tahun. Total penawaran masuk (total order book) untuk seri RI0125 dan RI0145 mencapai 19,3 miliar dolar AS, sehingga terdapat kelebihan permintaan (oversubscription) sebesar 4,8 kali.

         "Total penawaran ini merupakan penawaran terbesar yang pernah dicapai pemerintah Indonesia untuk transaksi penjualan obligasi dalam valuta asing berdenominasi dolar AS (global bond)," jelas keterangan tersebut.

         Pendistribusian untuk SUN seri RI0125 adalah 48 persen untuk investor Amerika Serikat, 24 persen untuk investor Eropa, 15 persen untuk investor Asia kecuali Indonesia dan 13 persen untuk investor di Indonesia.

         Berdasarkan jenis investor, pengalokasian penawaran yang diterima kepada manager aset adalah sebesar 73 persen, bank 14 persen, asuransi dan dana pensiun 9 persen, bank swasta 2 persen dan pengelola dana (sovereign wealth funds) 2 persen.

         Pendistribusian untuk SUN seri RI0145 adalah mencapai 53 persen untuk investor Amerika Serikat, 23 persen untuk investor Eropa, 20 persen untuk investor Asia kecuali Indonesia dan 4 persen untuk investor di Indonesia.

         Berdasarkan jenis investor, pengalokasian penawaran yang diterima kepada manager aset adalah sebesar 75 persen, bank 8 persen, asuransi dan dana pensiun 13 persen, bank swasta 2 persen dan pengelola dana (sovereign wealth funds) 2 persen.

         Indonesia telah memperoleh peringkat BBB- (stabil) dari Fitch Ratings, BB+ (stabil) dari S&P dan Baa3 (stabil) dari Moody's. Sedangkan, joint lead managers dan joint bookrunners dalam transaksi ini adalah Citigroup, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation dan Standard Chartered Bank.

         Untuk co-managers yang ditunjuk adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Secara keseluruhan, transaksi ini merupakan bagian dari program Global Medium Term Notes Republik Indonesia sebesar 30 miliar dolar AS. (WDY)

Pewarta: Oleh Satyagraha

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015