Jakarta (Antara Bali) - Memasuki hari ke 12 operasi pencarian pesawat
AirAsia QZ 8501, Badan SAR Nasional (Basarnas) fokus untuk menemukan
kotak hitam (blackbox) pesawat.
"Setelah bagian ekor pesawat ditemukan, maka rencana kita secara bertahap untuk memastikan apakah blackbox masih berada diposisinya di bagian ekor itu atau sudah terlepas dari tempatnya semula," kata Kepala Basarnas Marsekal Muda F Henry Bambang Soelistyo di Jakarta, Kamis.
Soelistyo menjelaskan, untuk memastikan hal tersebut, Basarnas sudah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan para penyelam di lapangan.
"Karena blackbox memerlukan perlakuan khusus untuk bisa mengambil dan mengevakuasinya," tambah dia.
Dia menyebutkan sejak pukul 06.45 WIB tim sudah kembali menyelam ke bagian ekor, namun karena jarak pandang di bawah satu meer di dasar laut karena itu para penyelam hanya dapatkan puing-puing dan sudah dibawa ke kapal.
Kekuatan arus laut di lokasi pencarian di Selat Karimata sendiri saat ini 3--5 knot sehingga tim penyelam saat ini juga menunggu arus bawah lebih baik.
Lebih lanjut Soelistyo menjelaskan, rencana operasi hari ini, jika blackbox masih melekat pada tempatnya maka harus koordinasi dengan KNKT apakah boleh ekor diangkat sekaligus.
"Jadi keputusan ada di KNKT, kita hanya membantu dan kita sudah siap dengan crane yang ada di kapal Crestonyx," katanya.
Tim SAR gabungan pada Rabu (7/1) telah menemukan ekor pesawat dan lokasi tersebut ditandai dengan tali dan balon bahkan sinyal sehingga tidak khawatir posisi ekor akan hilang lagi.
Di lokasi penemuan ekor juga kapal Crestonyx, Baruna Jaya dan satu kapal Basarnas siaga untuk menunggu kekuatan arus bawah laut membaik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Setelah bagian ekor pesawat ditemukan, maka rencana kita secara bertahap untuk memastikan apakah blackbox masih berada diposisinya di bagian ekor itu atau sudah terlepas dari tempatnya semula," kata Kepala Basarnas Marsekal Muda F Henry Bambang Soelistyo di Jakarta, Kamis.
Soelistyo menjelaskan, untuk memastikan hal tersebut, Basarnas sudah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan para penyelam di lapangan.
"Karena blackbox memerlukan perlakuan khusus untuk bisa mengambil dan mengevakuasinya," tambah dia.
Dia menyebutkan sejak pukul 06.45 WIB tim sudah kembali menyelam ke bagian ekor, namun karena jarak pandang di bawah satu meer di dasar laut karena itu para penyelam hanya dapatkan puing-puing dan sudah dibawa ke kapal.
Kekuatan arus laut di lokasi pencarian di Selat Karimata sendiri saat ini 3--5 knot sehingga tim penyelam saat ini juga menunggu arus bawah lebih baik.
Lebih lanjut Soelistyo menjelaskan, rencana operasi hari ini, jika blackbox masih melekat pada tempatnya maka harus koordinasi dengan KNKT apakah boleh ekor diangkat sekaligus.
"Jadi keputusan ada di KNKT, kita hanya membantu dan kita sudah siap dengan crane yang ada di kapal Crestonyx," katanya.
Tim SAR gabungan pada Rabu (7/1) telah menemukan ekor pesawat dan lokasi tersebut ditandai dengan tali dan balon bahkan sinyal sehingga tidak khawatir posisi ekor akan hilang lagi.
Di lokasi penemuan ekor juga kapal Crestonyx, Baruna Jaya dan satu kapal Basarnas siaga untuk menunggu kekuatan arus bawah laut membaik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015