Jakarta (Antara Bali) - Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka menilai Gerakan Pramuka kini mulai ditinggalkan oleh anak muda Indonesia lantaran organisasi pendidikan nonformal yang berdiri sejak 14 Agustus 1961 itu dianggap kuno.

         "Gerakan Pramuka saat ini ditinggalkan anak muda, karena dianggap kuno. Gerakan Pramuka membutuhkan transformasi," ujar Andalan Nasional Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Kerja Sama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Arie Rukmantara, melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.

         Dia mengatakan sedikitnya terdapat tiga faktor penting yang membuat pramuka terus ditinggalkan oleh anak muda.

         Pertama, karena faktor sejarah di mana pramuka sudah lama terlena lantaran selalu dimanja oleh pemerintah.

         Kedua, kwartir nasional sampai cabang pramuka tidak pernah melakukan komunikasi dengan pihak lain dan bersifat eksklusif.

         Ketiga, pramuka masih belum bisa menunjukkan sosok profesionalisme yang sudah berhasil berkat pelatihan pramuka.

         Arie mengemukakan, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka segera melakukan transformasi dan "re-branding" gerakan pramuka untuk mengubah cara pandang anak muda terhadap kegiatan ekstrakulikuler tersebut.

         "Kita lakukan transformasi serta 're-branding' pramuka agar ekskul pramuka jadi favorit. Sehingga keikutsertaan seorang anak dalam pramuka tidak ada lagi karena keterpaksaan," ujar dia.

         Sebagai langkah awal transformasi Gerakan Pramuka, pihaknya telah melakukan penelitian melalui metode Focus Group Discussion (FGD) kualitatif di enam kota, yakni Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar pada 28 November hingga 11 Desember 2014.

         Dalam penelitian berbasis FGD itu dibahas mengenai citra gerakan pramuka, permasalahan dengan kurikulum pendidikan nasional, manajemen organisasi di gerakan pemuda, hingga manajemen aset gerakan pramuka.

         "Keempatnya merupakan tantangan utama yang harus dilewati pramuka untuk kembali memiliki peran utama dalam kehidupan bermasyarakat," ujar Arie.

         Lebih jauh, Arie menjelaskan temuan utama yang menjadi bahasan paling menarik adalah mendesaknya pramuka untuk lebih berkomunikasi dan melakukan sosialisasi kegiatan-kegiatan serta perubahan yang terjadi di dalamnya.

         "Hasil lain seperti desakan agar pramuka dapat mengikuti tren manajemen organisasi yang mengutamakan tata kelola yang baik dan akuntabilitas serta mencoba merangkul kaum muda yang tidak berorientasi kepada kegiatan alam terbuka," ujar dia. (WDY)

Pewarta: Oleh Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015