Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar didampingi Bank Dunia (World Bank) terus melakukan pemutakhiran data kependudukan, perkembangan sektor perdagangan, ruas jalan dan data lainnya sebagai perencanaan pembangunan ke depan.
"Kami memilih Kota Denpasar sebagai `City Planning Lab` (CPL) karena komitmen pemkot untuk membangun `good governance` atau pemerintahan yang baik sangat konsisten. Untuk itu perlu memiliki data dalam satu map (peta)," kata Senior Operation Officer World Bank Ida Ayu Indira saat bertatap muka dengan Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, selain itu Pemkot Denpasar yang memiliki visi "Kota Kreatif Berwawasan Budaya" membutuhkan data yang akurat sehingga dalam melaksanakan programnya benar-benar menyentuh sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Menurut dia, selama ini Kota Denpasar telah memiliki data peta pembangunan namun masih secara parsial di setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Sehingga ke depannya data-data yang masih parsial tersebut hendaknya dijadikan satu untuk semua SKPD dalam melaksanakan pembangunan mengacu pada data yang ada pada peta tersebut.
"Kami dari Bank Dunia memiliki kompetensi melakukan pendampingan dalam membuat data dalam satu peta," kata Indira.
Ia mengharapkan dengan adanya data dalam satu map semua permasalahan yang ada di Kota Denpasar dapat ketahui mulai dari masalah kemacetan, kawasan kumuh, drainase, sampah dan lain-lain. Dengan mengetahui titik permasalahan tersebut lebih mudah bagi Pemerintah Kota Denpasar untuk melaksanakan program yang tepat untuk penanganannya.
Untuk saat ini, lanjut Indira, data yang akan dikumpulkan dari semua SKPD konsentrasi pada penataan kawasan kumuh. Karena sebagai kota besar tidak bisa terlepas dari persoalan tersebut mengingat tingginya kaum urban yang datang untuk bekerja.
"Bila data ini tertangani dengan baik diharapkan dapat mewujudkan Kota Denpasar yang bersih, bebas dari kumuh mengingat Kota Denpasar merupakan tujuan pariwisata dunia," katanya.
Wali Kota Rai Mantra didampingi Staf Ahli Pembangunan, Jimmy Sidarta menyambut baik pendampingan yang dilakukan Bank Dunia.
"Data-data dalam satu map sangat dibutuhkan untuk menjadi pegangan setiap SKPD dalam melaksanakan programnya," ujar Rai Mantra.
Ia mengatakan apa yang dilakukan Bank Dunia hampir sama yang diprogramkan Pemerintah Kota Denpasar membentuk komputer statistik. Oleh karena itu pihaknya mengharapkan dukungan semua SKPD agar membantu memberikan data-data yang dibutuhkan dalam CPL ini.
Rai Mantra mengharapkan Bank Dunia diberikan kesempatan untuk mempresentasikan di depan tim pembangunan atau kepala SKPD sehingga mereka memahami betul manfaat dari CPL.
Kabid Sarana Prasaran Wilayah pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Rini Ambarwati menambahkan pendampingan untuk membuat data dalam satu peta telah dimulai sejak awal Februari 2014.
Menurut dia, saat ini sedang mengumpulkan data-data terutama diprioritaskan untuk data kawasan kumuh. Setelah data itu berhasil dengan akurat baru dilanjutkan dengan pembuatan data lain seperti lalu lintas, ruas jalan dan data pendukung lainnya.
"Dengan adanya data tersebut diharapkan dapat membantu semua pelaksanaan program pemerintah sehingga bisa menuntaskan permasalahan yang terjadi di Denpaar," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami memilih Kota Denpasar sebagai `City Planning Lab` (CPL) karena komitmen pemkot untuk membangun `good governance` atau pemerintahan yang baik sangat konsisten. Untuk itu perlu memiliki data dalam satu map (peta)," kata Senior Operation Officer World Bank Ida Ayu Indira saat bertatap muka dengan Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, selain itu Pemkot Denpasar yang memiliki visi "Kota Kreatif Berwawasan Budaya" membutuhkan data yang akurat sehingga dalam melaksanakan programnya benar-benar menyentuh sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Menurut dia, selama ini Kota Denpasar telah memiliki data peta pembangunan namun masih secara parsial di setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Sehingga ke depannya data-data yang masih parsial tersebut hendaknya dijadikan satu untuk semua SKPD dalam melaksanakan pembangunan mengacu pada data yang ada pada peta tersebut.
"Kami dari Bank Dunia memiliki kompetensi melakukan pendampingan dalam membuat data dalam satu peta," kata Indira.
Ia mengharapkan dengan adanya data dalam satu map semua permasalahan yang ada di Kota Denpasar dapat ketahui mulai dari masalah kemacetan, kawasan kumuh, drainase, sampah dan lain-lain. Dengan mengetahui titik permasalahan tersebut lebih mudah bagi Pemerintah Kota Denpasar untuk melaksanakan program yang tepat untuk penanganannya.
Untuk saat ini, lanjut Indira, data yang akan dikumpulkan dari semua SKPD konsentrasi pada penataan kawasan kumuh. Karena sebagai kota besar tidak bisa terlepas dari persoalan tersebut mengingat tingginya kaum urban yang datang untuk bekerja.
"Bila data ini tertangani dengan baik diharapkan dapat mewujudkan Kota Denpasar yang bersih, bebas dari kumuh mengingat Kota Denpasar merupakan tujuan pariwisata dunia," katanya.
Wali Kota Rai Mantra didampingi Staf Ahli Pembangunan, Jimmy Sidarta menyambut baik pendampingan yang dilakukan Bank Dunia.
"Data-data dalam satu map sangat dibutuhkan untuk menjadi pegangan setiap SKPD dalam melaksanakan programnya," ujar Rai Mantra.
Ia mengatakan apa yang dilakukan Bank Dunia hampir sama yang diprogramkan Pemerintah Kota Denpasar membentuk komputer statistik. Oleh karena itu pihaknya mengharapkan dukungan semua SKPD agar membantu memberikan data-data yang dibutuhkan dalam CPL ini.
Rai Mantra mengharapkan Bank Dunia diberikan kesempatan untuk mempresentasikan di depan tim pembangunan atau kepala SKPD sehingga mereka memahami betul manfaat dari CPL.
Kabid Sarana Prasaran Wilayah pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Rini Ambarwati menambahkan pendampingan untuk membuat data dalam satu peta telah dimulai sejak awal Februari 2014.
Menurut dia, saat ini sedang mengumpulkan data-data terutama diprioritaskan untuk data kawasan kumuh. Setelah data itu berhasil dengan akurat baru dilanjutkan dengan pembuatan data lain seperti lalu lintas, ruas jalan dan data pendukung lainnya.
"Dengan adanya data tersebut diharapkan dapat membantu semua pelaksanaan program pemerintah sehingga bisa menuntaskan permasalahan yang terjadi di Denpaar," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014