Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 14 poin menjadi Rp12.455 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.441 per dolar AS.

         "Kurs dolar AS mengalami penguatan di awal sesi Asia sehingga menggerus kinerja rupiah. Dolar AS kembali menguat seiring dengan sebagian investor tetap yakin bahwa Federal Reserve akan mulai menaikan suku bunganya di 2015," kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa.

         Di sisi lain, lanjut Zulfirman, investor juga masih terlihat waspada mencermati perkembangan ekonomi global terutama dari Amerika Serikat, nanti malam AS akan merilis beberapa data ekonomi diantaranya produk domestik bruto (PDB), dan penjualan rumah.

         "Data itu akan mendapatkan perhatian pelaku pasar keuangan karena dapat turut menentukan seberapa solidnya pemulihan ekonomi Paman Sam dalam mempengaruhi ekspektasi pasar atas outlook investasi," katanya.

         Kendati rupiah melemah, ia mengemukakan bahwa outlook mata uang rupiah saat ini masih netral dimana mata uang Garuda mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp12.420-Rp12.475 per dolar AS untuk hari ini (Selasa, 23/12).

         Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa potensi rupiah untuk kembali berada di area positif cukup terbuka seiring dengan terapresiasinya laju mata uang rubel Rusia setelah Tiongkok menawarkan bantuan dan "currency swaps".

         "Diharapkan sentimen positif masih berpihak pada nilai tukar rupiah. Diperkirakan mata uang rupiah bergerak di kisaran Rp12.415-Rp12.475 per dolar AS," kata Reza. (WDY)

Pewarta: Oleh Zubi Mahrofi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014