London (Antara Bali) - Lusinan perusahaan multinasional seperti Microsoft, Disney dan Koch Industries terjerembab ke skandal penggelapan pajak di Luxembourg yang dikenal dengan istilah "LuxLeaks", demikian bunyi laporan yang disusun para wartawan investigatif di negeri itu seperti dikutip AFP.

Pengungkapan ini meningkatkan tekanan terhadap mantan perdana menteri Jean-Claude Juncker mengenai kebijakan pajak Luxembourg selama 19 tahun memerintah negeri itu, dan kini akan disumpah sebagai Presiden Komisi Eropa.

Klaim terbaru ini muncul dari dokumen setelah 28.000 halaman yang disusun Konsorsium Internasional Jurnalis Investigatif (ICIJ) dan telah diselidiki oleh lusinan surat kabar.

November lalu asosiasi wartawan ini mengungkapkan ratusan perusahaan terbesar di dunia melakukan kesepakatan rahasia dengan Luxembourg untuk menghindari pajak miliar dolar AS.

Dokumen terbaru ini merincikan struktur pajak agresif untuk perusahaan-perusahaan besar dengan akuntan-akuntannya Ernst & Young, KPMG, PwC dan Deloitte.

Laporan wartawan investigatif ini mendaku bahwa Skype yang dimiliki Microsoft, telang menggunakan satu anak perusahaan di Irlandia yang membuat unitnya di Luxembourg melaporkan tidak ada pajak korporasi selama lima tahun.

Raksasa industri hiburan Walt Disney Company dan Koch Industries menjalin kesepakatan rumit untuk menyalurkan ratusan juta dolar AS keuntungan Luxembourg" dari 2009 sampai 2013 dengan pajar yang kecil, kata ICIJ.

Skandal "LuxLeaks" telah meningkatkan tekanan politik perihal pengemplangan pajak. Pekan lalu parlemen Eropa memerintahkan dibuatnya laporan mengenai penghindaran pajak dan penggelapan pajak.

Juncker mempertahankan keputusan Luxembourg dengan perusahaan-perusahaan global dengan beralasan negaranya tidak punya pilihan agar tetap kompetitife.

Laporan para jurnalis investigatif ini juga menyebutnyebut ratusan perusahaan lain seperti Apple, Pepsi, IKEA dan Heinz yang diuntungkan oleh kebikakan pajak selama Juncker berkuasa, demikian AFP. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014