Denpasar (Antara Bali) - Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara yang merupakan program unggulan Pemprov Bali dinilai telah berhasil menurunkan angka kemiskinan berdasarkan pengakuan dari dua kepala desa di Kabupaten Buleleng dan Bangli.

"Warga miskin yang semula belum mempunyai modal, sekarang menjadi punya modal berkat Gerbangsadu sehingga dapat digunakan untuk berbagai kegiatan usaha," kata Perbekel (kepala desa) Desa Telaga, Kabupaten Buleleng, Made Sucipta Arimbawa, saat menyampaikan perkembangan program Pemprov Bali yang diterima desa itu melalui video konferensi dengan Gubernur Bali, di Denpasar, Senin.

Ia mengemukakan, jumlah rumah tangga miskin (RTM) di daerah itu pada 2012 sebanyak 197 KK dan kini menjadi tinggal 87 RTM.

Dengan bantuan dana Gerbangsadu yang diterima desa itu sebesar Rp1,02 miliar, selanjutnya digunakan untuk permodalan bagi warganya untuk berbagai kegiatan ekonomi seperti berdagang bakso dan memproduksi kue pia. Kue yang diproduksi sudah dapat dipasarkan lebih luas ke luar desa hingga ke toko-toko modern di kabupaten itu.

Sedangkan untuk program unggulan Pemprov Bali lainnya seperti Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) tidak ada keluhan dari warganya, demikian pula dengan program bedah rumah sudah pula diterima warganya. Namun masih ada yang belum mendapatkan sehingga sudah disusul untuk mendapatkan bantuan.

Manfaat Gerbangsadu juga disampaikan I Ketut Sudana yang merupakan Perbekel Desa Landih, Kabupaten Bangli. Di desanya yang semula terdapat 343 RTM sekarang tinggal 177 RTM.

Ia mengatakan, dana Gerbangsadu yang diterima desanya sebanyak 20 persen digunakan untuk pembuatan los pasar sedangkan 80 persen untuk kegiatan ekonomi produktif seperti pembuatan toko yang menjual sarana pokok produksi (saprodi), usaha simpan pinjam bagi RTM.

"RTM dapat meminjam dengan bunga yang rendah dan tanpa agunan. Di sini juga ada kelompok pemulung dan kelompok pengolahan sampah organik," ucapnya.

Di desanya yang juga dikembangkan agrowisata kopi luwak juga telah berhasil diekspor hingga ke Hong Kong, Italia dan negara lainnya di Eropa.

Sudana menambahkan, Desa Landih juga mendapatkan program pengentasan kemiskinan lainnya dari Pemprov Bali seperti Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), JKBM, dan beasiswa miskin serta 41 warganya telah mendapatkan program bedah rumah.

Di sisi lain, dia mengharapkan bantuan Pemprov Bali supaya dapat mengatasi persoalan air bersih dan akses masuk ke desa itu yang masih sulit dilalui bus berukuran besar.

Menanggapi penyampaian dari dua kepala desa itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan akan meminta jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk membantu memberikan teknologi pemasaran dan pengemasan kepada produk-produk yang dihasilkan dari desa itu sehingga menjadi lebih menarik dan lebih awet.

"Kue pia yang diproduksi saya harapkan dapat dipasarkan lebih luas lagi hingga ke berbagai kabupaten/kota di Bali dan bahkan ke luar Bali. Akan lebih baik lagi kalau bisa menjadi oleh-oleh khas Bali," ujarnya.

Pastika berharap dengan berbagai program dari pemprov setempat dapat menjadikan warga lebih sejahtera dan maju. Dia juga akan mengkoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk mengatasi permasalahan kesulitan air. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014