Denpasar (Antara Bali) - Puluhan polisi dari Kepolisian Sektor Denpasar Barat diterjunkan untuk mengawal jalannya aksi demonstrasi dari sejumlah mahasiswa di Denpasar, Bali, yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Dari pantauan Antara, demonstrasi dari puluhan mahasiswa yang menyatakan dirinya Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Bali tersebut digelar di perempatan patung Catur Muka, kawasan titik sentral pemerintahan Kota Denpasar, Sabtu siang.
Polisi Lalu Lintas dengan menggunakan mobil pengawal, mengawal para demonstran yang berjalan kaki dari sebelah timur Lapangan Puputan Badung menuju Patung Catur Muka.
Puluhan polisi baik yang berseragam dinas maupun berpakaian preman menyebar di beberapa titik untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa para mahasiswa.
Dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan penolakan kenaikan harga BBM, mereka juga meneriakkan pembatalan kenaikan BBM.
Koordinator dari Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Bali, Made Wipra menyatakan bahwa aksi unjuk rasa tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas kenaikan harga BBM yang disusul dengan kenaikan harga kebutuhan pokok sehingga menyusahkan rakyat kecil.
Dalam unjuk rasanya, mereka meminta sejumlah tuntutan di antaranya membatalkan kenaikan harga BBM, kedaulatan nasional secara politik, ekonomi dan budaya, kenaikan upah buruh di Bali dan terciptanya stabilitas harga bahan pokok.
"Kami meminta agar pemerintahan Jokowi-JK membatalkan kenaikan harga BBM karena harga minyak dunia sudah turun," katanya.
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kenaikan harga BBM sebanyak Rp2.000 seperti premium dari semula Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar Rp5.500 menjadi Rp7.500.
Kepala Negara menyatakan bahwa keputusan yang tidak populer itu harus diambil karena menganggap subsidi BBM selama ini dinilai salah sasaran sedangkan sektor lainnya mendapatkan subsidi yang lebih kecil dari subsidi BBM. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Dari pantauan Antara, demonstrasi dari puluhan mahasiswa yang menyatakan dirinya Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Bali tersebut digelar di perempatan patung Catur Muka, kawasan titik sentral pemerintahan Kota Denpasar, Sabtu siang.
Polisi Lalu Lintas dengan menggunakan mobil pengawal, mengawal para demonstran yang berjalan kaki dari sebelah timur Lapangan Puputan Badung menuju Patung Catur Muka.
Puluhan polisi baik yang berseragam dinas maupun berpakaian preman menyebar di beberapa titik untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa para mahasiswa.
Dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan penolakan kenaikan harga BBM, mereka juga meneriakkan pembatalan kenaikan BBM.
Koordinator dari Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Bali, Made Wipra menyatakan bahwa aksi unjuk rasa tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas kenaikan harga BBM yang disusul dengan kenaikan harga kebutuhan pokok sehingga menyusahkan rakyat kecil.
Dalam unjuk rasanya, mereka meminta sejumlah tuntutan di antaranya membatalkan kenaikan harga BBM, kedaulatan nasional secara politik, ekonomi dan budaya, kenaikan upah buruh di Bali dan terciptanya stabilitas harga bahan pokok.
"Kami meminta agar pemerintahan Jokowi-JK membatalkan kenaikan harga BBM karena harga minyak dunia sudah turun," katanya.
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kenaikan harga BBM sebanyak Rp2.000 seperti premium dari semula Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar Rp5.500 menjadi Rp7.500.
Kepala Negara menyatakan bahwa keputusan yang tidak populer itu harus diambil karena menganggap subsidi BBM selama ini dinilai salah sasaran sedangkan sektor lainnya mendapatkan subsidi yang lebih kecil dari subsidi BBM. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014