Semarapura (Antara Bali) - Anggota DPRD Klungkung, Bali I Gede Artison Andarawata mengungkapkan kekecewaannya atas cara pembongkaran untuk renovasi objek wisata Kertagosa yang mengandung nilai seni dan sejarah tinggi.

"Saya sempat menyaksikan pembongkaran lukisan klasik kamasan yang menghiasi bagian langit-langit bangunan utama yakni Bale Kertagosa dan Bale Gili tidak sesuai dengan harapan," kata Gede Artison Andarawata yang akrab disapa Sony Semarapura, Senin.

Politisi partai Demokrat itu mempertanyakan cara pembongkaran lukisan klasik Kamasan yang seharusnya dilakukan secara hati-hati dan profesional agar kembali bisa dipasang.

Demikian pula proses penyimpanan selama pelaksanaan pembangunan renovasi itu harus benar agar tidak rusak atau robek, karena karya seni itu telah berumur ratusan tahun yang memerlukan penanganan secara khusus.

Sony menilai, pembongkaran pada bagian kayunya juga kurang professional, karena ditarik begitu saja sehingga membuat bagian lainya ikut rusak.

Padahal bangunan tersebut terbuat dari kayu yang sudah berusia dan lapuk, sehingga perlu penanganan sangat berhati hati.

Sementara itu sejak dipugar kunjungan wisman ke objek wisata tersebut mengalami penurunan drastis, sedangkan renovasi tidak bisa dikebut karena harus dilakukan secara berhati-hati.

Menurut pengawas lapangan proyek renovasi tersebut dari PT Suri Mas Perkasa Wayan Rustawan, mengaku pembongkaran dan pemasangan sudah dilakukan sesuai ketentuan.

Bahkan lukisan gaya Kamasan di Bale Kambang sudah mulai dipasang kembali. Pemasangan lukisan tersebut dilakukan sangat hati-hati.

"Oleh karena itu perlu ketelitian untuk pemasangan, seharinya hanya mampu memasang lima meter lukisan," ujarnya.

Pemasangan lukisan untuk Bale Kambang diperkirakan membutuhkan waktu selama dua minggu dan Bale Kertagosa diperkirakan rampung sekitar bulan depan.

"Untuk bale Kertagosa sekarang ini tengah pasang ijuk pada bagian atapnya," bebernya. Selama dilakukan renovasi atau pemasangan pengunjung tidak diizinkan melihat lukisan tersebut.

Renovasi kedua objek itu dilakukan sejak awal Agustus lalu, sebelum dibongkar kunjungan perhari mencapai 323 orang sedangkan sekarang turun menjadi hanya 200 orang. Banyak pengunjung yang sudah tiba malah membatalkan kunjungannya karena melihat ada renovasi.

Kadek Wijaya salah seorang pekerja mengaku sangat hati-hati membuka dan memasang lukisan klasik Kamasan tersebut.

Ini dilakukan agar sesuai dengan ketentuan dan urutan ceritanya. Semua lukisan dipasang pas pada posisi semula.

Sementara untuk kayu diakui bale bagunan tersebut masih cukup kuat sehingga layak dipergunakan kembali. Namun demikian ada beberapa kayu yang perlu diganti karena sudah lapuk dan rusak.

Pemkab Klungkung, Puri Klungkung dan rekanan terus melakukan pengawasan selama proses pembangunan renovasi tersebut.

Dinas Pariwisata dan Kebudyaaan Kabupaten Klungkung secara khusus mengharapkan pelaksana proyek memperhatikan pada bagian lukisan.  (WDY)

Pewarta: Oleh Putu Arthayasa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014