Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis pagi bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp11.995 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.960 per dolar AS.

Analis dari Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah menyusul pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memunculkan kesan tetap akan menaikan suku bunga (Fed rate).

"Namun, pelemahan rupiah terhdap dolar AS itu masih cenderung terbatas dikarenakan pasar tenaga kerja AS belum sesuai target," katanya.

Ia menambahkan bahwa masih masuknya aliran dana asing (capital inflow) ke pasar keuangan dalam negeri juga masih dapat menahan tekanan mata uang rupiah lebih dalam.

Kepala Riset Trust Securities Ariston Tjendra menambahkan bahwa indeks dolar AS masih berkonsolidasi di level tinggi terhadap rupiah. Nada yang "hawkish" dari the Fed kembali mendorong dolar AS.

Ia mengatakan bahwa estimasi pasar terhadap suku bunga AS akan naik menjadi sekitar 1 persen pada akhir 2015 masih membayangi. Situasi itu direspon sebagian pelaku pasar untuk memegang dolar AS.

"Pelemahan rupiah juga seiring dengan mata uang utama dunia," katanya.

Ia mengharapkan bahwa sentimen dari dalam negeri terkait profil menteri dalam kabinet, serta dukungan parlemen kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dapat menopang nilai tukar rupiah agar tidak tertekan lebih dalam. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014