Tarian Yoga yang sarat dengan muatan ritual itu menggambarkan kekhusukan seseorang melakukan persembahyangan untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tarian kreasi baru itu merupakan kolaborasi antara tari India dan tari Bali memadukan kedua unsur budaya yang mempunyai kesamaan latar belakang satu sama lainnya hasil garapan Kantor Pusat Kebudayaan India di Bali yang pernah ditampilkan di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Kehadiran pusat Kebudayaan India di Bali atau yang kedua setelah di Jakarta sejak akhir Oktober 2004 memang berusaha untuk merintis kembali kerja sama antara India-Indonesia, khususnya Bali yang telah terjalin sejak 2000 tahun yang silam.
Bali dan India memang mempunyai hubungan emosional yang didasari atas kesamaan latar belakang seni dan budaya yang bernafaskan Agama Hindu yang kini dianut sebagian besar masyarakat Pulau Dewata.
Kondisi itu pula yang menjadikan dalam beberapa tahun belakangan ini semakin banyak turis asal India berwisata ke Bali, tutur Ketut Sudarta, seorang petugas hotel di Kawasan Payangan yang biasa mengurus kedatangan tamu asal India.
Turis India dalam liburannya ke Bali memang lebih senang menginap di hotel-hotel atau vila yang berlokasi di daerah pinggiran sungai atau tebing di daerah di daerah perdesaan seperti di kawasan wisata Payangan, maupun Ubud Kabupaten Gianyar.
Hotel bintang lima yang berlokasi di daerah kawasan wisata Begawan, Payangan 35 Km timur laut Denpasar lebih banyak tamu yang dilayani berasal dari India. Mereka lebih senang menginap di daerah pedesaan sambil menyaksikan pemandangan alam yang dilengkapi dengan gemercikan air di Sungai Ayung, sungai terpanjang di Bali.
Selain turis asal India, lokasi dengan lingkungan yang menghijau dan lestari jauh dari keramaian kota juga banyak juga disenangi wisatawan asal Korea, Taiwan, dan Tiongkok.
Mereka bisa menginap di sini dua atau tiga hari kemudian beralih ke hotel yang ada di daerah pesisir pantai seperti di kawasan wisata Sanur, Nusa Dua atau di perkampungan turis dunia di daerah pantai Kuta, Seminyak maupun di daerah Kerobokan Badung.
Kesamaan seni budaya
Pengamat Pariwisata Bali, Tjokorda Gede Agung menilai, meningkatnya kunjungan wisatawan India ke Bali dalam beberapa tahun terakhir ini, selain Pemerintah Provinsi Bali pernah melakukan promosi ke negara itu juga dilandasi adanya persamaan seni budaya antara India dan Bali.
Secara naluri, manusia berkeinginan mengetahui sesuatu yang ada kesamaan budaya yang didasari perkembangan Agama Hindu antara yang ada di negara asalnya India dengan yang tumbuh dan berkembang di Pulau Dewata.
Selain itu promosi pariwisata yang pernah dilakukan ke India tempo hari, tampaknya mulai membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, sebab mampu menarik minat turis India datang ke Pulau Dewata.
Dinas Pariwisata Bali mencatat kunjungan wisatawan India ke Bali sebanyak 51.584 orang selama Januari-Juli 2014, bertambah hingga 38,57 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yang hanya tercatat 37.225 orang.
Melonjaknya kunjungan wisatawan India melakukan perjalanan wisata ke Bali sesuai keinginan pemerintah yang berupaya membidik lebih banyak orang-orang kaya yang ada di India untuk datang berlibur ke Pulau Dewata.
Adanya hubungan baik yang ditindaklanjuti dengan kerja sama kebudayaan antara Bali dan India, diharapkan akan mampu menambah gairah bagi rakyat yang berpenghasilan tinggi di India datang berlibur ke Bali.
Muncul pusat-pusat kebudayaan India dengan praktik Yoga, serta mendatangkan pelatih dari negeri seberang itu, otomatis akan mampu memberikan informasi tentang budaya Bali setelah mereka kembali ke India.
Demikian juga masyarakat Bali semakin banyak melakukan perjalanan wisata dengan tujuan utama ke Sungai Gangga di India, sehingga akan terjadi kumunikasi di antara kedua masyarakat yang menganut paham Hindu.
Adanya saling kunjungan itu diharapkan turis India semakin banyak ke Bali bahkan saat ini peranan India sebagai negara pemasok turis asing ke Bali tercatat masih kecil hanya 2,47 persen dari seluruh turis asing ke Bali 2.089.706 orang selama periode Januari-Juli 2014.
Magnet
Ketua Program Studi Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr. I Ketut Sumadi menilai, Bali sebagai pusat kegiatan pariwisata di Indonesia menjadi magnet bagi kegiatan usaha terutama yang bergerak di sektor industri kreatif dan sektor usaha pendukung kegiatan pariwisata.
Oleh sebab pariwisata Bali tetap menjadi daya tarik sendiri, baik itu pejabat, pengusaha maupun masyarakat internasonal karena memiliki keunikan yang tiada taranya di dunia.
Masyarakat internasional tertarik akan dunia pariwisata Bali berkat keindahan alam yang didukung seni dan budaya yang dimiliki masyarakatnya mampu memberikan kenyamanan.
Bagi investor juga memiliki daya tarik tersendiri untuk mengembangan sektor perpelancongan itu untuk bisa menarik keuntungan yang sebesar-besarnya karena ini usaha padat modal.
Sementara pejabat yang berupaya menyejahterakan masyarakat melalui dunia pariwisata hingga kini belum berhasil, akibat terjadi ketimpangan pembangunan yang dilaksanakan selama ini.
Bali sendiri juga mempunyai potensi besar dalam pengembangan wisata spiritual dan hal itu juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan mancanegara yang belakangan mulai dilirik pelancong yang menyenangi aktivitas ritual.
Prilaku kehidupan masyarakat Bali yang kental dengan aktivitas ritual itu sangat diminati pelancong, khususnya asal India, berkat masyarakat setempat mampu mempertahankan kehidupan ritual yang kokoh di tengah perkembangan kehidupan modern yang pesat, tanpa terpengaruh oleh kehidupan dan budaya barat yang dilakoni wisatawan dalam menikmati liburan ke Bali.
Bali dengan kehidupan ritual yang mantap serta didukung dengan kesungguhan dalam melestarikan seni budaya sangat berpeluang menjadi pusat wisata spiritual.
Wisatawan India yang menyenangi aktivitas ritual, termasuk melakukan olah pernafasan meditasi dan yoga diperkirakan semakin banyak berkunjung ke Pulau Bali di masa-masa mendatang.
Pelancong itu umumnya menyenangi suasana pedesaan dan berpindah-pindah dari satu desa ke desa lainnya, ujar Dr Ketut Sumadi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Tarian kreasi baru itu merupakan kolaborasi antara tari India dan tari Bali memadukan kedua unsur budaya yang mempunyai kesamaan latar belakang satu sama lainnya hasil garapan Kantor Pusat Kebudayaan India di Bali yang pernah ditampilkan di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Kehadiran pusat Kebudayaan India di Bali atau yang kedua setelah di Jakarta sejak akhir Oktober 2004 memang berusaha untuk merintis kembali kerja sama antara India-Indonesia, khususnya Bali yang telah terjalin sejak 2000 tahun yang silam.
Bali dan India memang mempunyai hubungan emosional yang didasari atas kesamaan latar belakang seni dan budaya yang bernafaskan Agama Hindu yang kini dianut sebagian besar masyarakat Pulau Dewata.
Kondisi itu pula yang menjadikan dalam beberapa tahun belakangan ini semakin banyak turis asal India berwisata ke Bali, tutur Ketut Sudarta, seorang petugas hotel di Kawasan Payangan yang biasa mengurus kedatangan tamu asal India.
Turis India dalam liburannya ke Bali memang lebih senang menginap di hotel-hotel atau vila yang berlokasi di daerah pinggiran sungai atau tebing di daerah di daerah perdesaan seperti di kawasan wisata Payangan, maupun Ubud Kabupaten Gianyar.
Hotel bintang lima yang berlokasi di daerah kawasan wisata Begawan, Payangan 35 Km timur laut Denpasar lebih banyak tamu yang dilayani berasal dari India. Mereka lebih senang menginap di daerah pedesaan sambil menyaksikan pemandangan alam yang dilengkapi dengan gemercikan air di Sungai Ayung, sungai terpanjang di Bali.
Selain turis asal India, lokasi dengan lingkungan yang menghijau dan lestari jauh dari keramaian kota juga banyak juga disenangi wisatawan asal Korea, Taiwan, dan Tiongkok.
Mereka bisa menginap di sini dua atau tiga hari kemudian beralih ke hotel yang ada di daerah pesisir pantai seperti di kawasan wisata Sanur, Nusa Dua atau di perkampungan turis dunia di daerah pantai Kuta, Seminyak maupun di daerah Kerobokan Badung.
Kesamaan seni budaya
Pengamat Pariwisata Bali, Tjokorda Gede Agung menilai, meningkatnya kunjungan wisatawan India ke Bali dalam beberapa tahun terakhir ini, selain Pemerintah Provinsi Bali pernah melakukan promosi ke negara itu juga dilandasi adanya persamaan seni budaya antara India dan Bali.
Secara naluri, manusia berkeinginan mengetahui sesuatu yang ada kesamaan budaya yang didasari perkembangan Agama Hindu antara yang ada di negara asalnya India dengan yang tumbuh dan berkembang di Pulau Dewata.
Selain itu promosi pariwisata yang pernah dilakukan ke India tempo hari, tampaknya mulai membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, sebab mampu menarik minat turis India datang ke Pulau Dewata.
Dinas Pariwisata Bali mencatat kunjungan wisatawan India ke Bali sebanyak 51.584 orang selama Januari-Juli 2014, bertambah hingga 38,57 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yang hanya tercatat 37.225 orang.
Melonjaknya kunjungan wisatawan India melakukan perjalanan wisata ke Bali sesuai keinginan pemerintah yang berupaya membidik lebih banyak orang-orang kaya yang ada di India untuk datang berlibur ke Pulau Dewata.
Adanya hubungan baik yang ditindaklanjuti dengan kerja sama kebudayaan antara Bali dan India, diharapkan akan mampu menambah gairah bagi rakyat yang berpenghasilan tinggi di India datang berlibur ke Bali.
Muncul pusat-pusat kebudayaan India dengan praktik Yoga, serta mendatangkan pelatih dari negeri seberang itu, otomatis akan mampu memberikan informasi tentang budaya Bali setelah mereka kembali ke India.
Demikian juga masyarakat Bali semakin banyak melakukan perjalanan wisata dengan tujuan utama ke Sungai Gangga di India, sehingga akan terjadi kumunikasi di antara kedua masyarakat yang menganut paham Hindu.
Adanya saling kunjungan itu diharapkan turis India semakin banyak ke Bali bahkan saat ini peranan India sebagai negara pemasok turis asing ke Bali tercatat masih kecil hanya 2,47 persen dari seluruh turis asing ke Bali 2.089.706 orang selama periode Januari-Juli 2014.
Magnet
Ketua Program Studi Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr. I Ketut Sumadi menilai, Bali sebagai pusat kegiatan pariwisata di Indonesia menjadi magnet bagi kegiatan usaha terutama yang bergerak di sektor industri kreatif dan sektor usaha pendukung kegiatan pariwisata.
Oleh sebab pariwisata Bali tetap menjadi daya tarik sendiri, baik itu pejabat, pengusaha maupun masyarakat internasonal karena memiliki keunikan yang tiada taranya di dunia.
Masyarakat internasional tertarik akan dunia pariwisata Bali berkat keindahan alam yang didukung seni dan budaya yang dimiliki masyarakatnya mampu memberikan kenyamanan.
Bagi investor juga memiliki daya tarik tersendiri untuk mengembangan sektor perpelancongan itu untuk bisa menarik keuntungan yang sebesar-besarnya karena ini usaha padat modal.
Sementara pejabat yang berupaya menyejahterakan masyarakat melalui dunia pariwisata hingga kini belum berhasil, akibat terjadi ketimpangan pembangunan yang dilaksanakan selama ini.
Bali sendiri juga mempunyai potensi besar dalam pengembangan wisata spiritual dan hal itu juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan mancanegara yang belakangan mulai dilirik pelancong yang menyenangi aktivitas ritual.
Prilaku kehidupan masyarakat Bali yang kental dengan aktivitas ritual itu sangat diminati pelancong, khususnya asal India, berkat masyarakat setempat mampu mempertahankan kehidupan ritual yang kokoh di tengah perkembangan kehidupan modern yang pesat, tanpa terpengaruh oleh kehidupan dan budaya barat yang dilakoni wisatawan dalam menikmati liburan ke Bali.
Bali dengan kehidupan ritual yang mantap serta didukung dengan kesungguhan dalam melestarikan seni budaya sangat berpeluang menjadi pusat wisata spiritual.
Wisatawan India yang menyenangi aktivitas ritual, termasuk melakukan olah pernafasan meditasi dan yoga diperkirakan semakin banyak berkunjung ke Pulau Bali di masa-masa mendatang.
Pelancong itu umumnya menyenangi suasana pedesaan dan berpindah-pindah dari satu desa ke desa lainnya, ujar Dr Ketut Sumadi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014