Jakarta (Antara Bali) - Maskapai Malaysia Airlines yang tahun ini
mengalami dua kecelakaan fatal semakin ditinggalkan oleh peminat jasa
penerbangan, dan terpaksa membakar 2 juta dolar tiap harinya dengan
kursi pesawat yang mayoritas tidak terisi.
Tragedi pertama pada bulan Maret, penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur--Beijing secara misterius hilang bersama 12 kru dan 227 penumpang di dalamnya.
Ketika tragedi kedua terjadi bulan Juli. Penerbangan MH17 yang melintas di udara Ukraina membawa 283 penumpang dan 15 kru, dan semuanya tewas.
Malaysia Airlines memang sudah merugi selama 5 tahun terakhir, bahkan tanpa dua tragedi tahun ini.
"Maskapai di Asia Tenggara itu membakar 2,16 juta dolar per hari dan rugi setiap harinya adalah 1,6 juta dolar," kata Oliver McGee, seorang profesor di Universitas Howard, seperti dikutip Mashable, Selasa.
Untuk membantu penjualan, maskapai menaikkan komisi agen penjual tiket di Australia dari 6 persen ke 11 persen. Malaysia Airlines juga menawarkan harga tiket separuh dari harga kompetitornya, seperti rute Kuala Lumpur--Beijing 238 dolar ketika yang lain mematok harga 500 dolar.
Namun rupanya strategi bangkit dari keterpurukan belum menunjukkan hasil, dan Malaysia Airlines memilih tetap terbang meski merugi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Tragedi pertama pada bulan Maret, penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur--Beijing secara misterius hilang bersama 12 kru dan 227 penumpang di dalamnya.
Ketika tragedi kedua terjadi bulan Juli. Penerbangan MH17 yang melintas di udara Ukraina membawa 283 penumpang dan 15 kru, dan semuanya tewas.
Malaysia Airlines memang sudah merugi selama 5 tahun terakhir, bahkan tanpa dua tragedi tahun ini.
"Maskapai di Asia Tenggara itu membakar 2,16 juta dolar per hari dan rugi setiap harinya adalah 1,6 juta dolar," kata Oliver McGee, seorang profesor di Universitas Howard, seperti dikutip Mashable, Selasa.
Untuk membantu penjualan, maskapai menaikkan komisi agen penjual tiket di Australia dari 6 persen ke 11 persen. Malaysia Airlines juga menawarkan harga tiket separuh dari harga kompetitornya, seperti rute Kuala Lumpur--Beijing 238 dolar ketika yang lain mematok harga 500 dolar.
Namun rupanya strategi bangkit dari keterpurukan belum menunjukkan hasil, dan Malaysia Airlines memilih tetap terbang meski merugi. (WDY)
Penerjemah: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014