Denpasar (Antara Bali) - Perseroan Terbatas Telkom menyiarkan 132 judul cerita rakyat Bali dan 70 judul di antaranya dalam proses konversi agar mudah dibaca melalui telepon cerdas (smartphone) dan komputer tablet berbasis Android.
"Bali mendominasi cerita rakyat yang kami siarkan dalam paket `1001 Cerita Nusantara` melalui aplikasikan Qbaca.com," kata Achmad Sugiarto selaku Executive General Manager Divisi Solution Convergence PT Telkom di Denpasar, Rabu malam.
Oleh sebab itu, dia secara mendadak dipanggil Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk membicarakan kelanjutan dari program "1001 Cerita Nusantara".
"Makin banyak naskah daerah Bali yang kami siarkan di Qbaca, maka semakin memungkinkan Bali dikenal di mancanegara, tidak saja karena keindahan alamnya, tetapi peninggalan bersejarah, termasuk cerita rakyat yang saat ini buku-bukunya makin langka," ujarnya.
Program tersebut, lanjut dia, memudahkan Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali dalam menyebarluaskan informasi mengenai cerita rakyat dalam bentuk "e-book" karena literaturnya semakin langka.
"Sejak paket `1001 Cerita Nusantara` kami luncurkan tahun lalu sampai sekarang sudah ada sekitar 300-an cerita rakyat dari 34 provinsi di Indonesia. Cerita rakyat Bali yang paling mendominasi," kata Sugiarto.
Di aplikasi Qbaca sendiri ada 1.000-an judul buku yang disiarkan atas kerja sama dengan beberapa penerbit. "Dari jumlah itu ada yang diunduh secara gratis dan ada yang berbayar tergantung kebijakan penerbit. Kami hanya menyediakan rumah," katanya.
Untuk unduhan buku yang berbayar, sebut dia, ada sekitar 200 transaksi per bulan, sedangkan yang bebas biaya sampai saat ini sudah tercatat sekitar 800 kali unduhan.
"Dengan adanya aplikasi ini, kami tidak hanya menyediakan jaringan internet, tetapi juga memberikan `content` yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam upaya melestarikan kebudayaan bangsa," ujar Sugiarto.
Dia berharap pada saatnya nanti semua buku yang disiarkan di Qbaca bisa diunduh oleh masyarakat secara cuma-cuma. "Sebenarnya kalau pun unduhannya berbayar, harganya jauh lebih murah daripada harga buku di toko," katanya menambahkan.
Selain itu, lanjut dia, pihak penerbit juga dimudahkan karena dengan disiarkan di aplikasi Qubaca, persoalan distribusi yang memakan waktu dan biaya sudah teratasi dengan sendirinya.
Sistem pembayaran unduhan buku-buku berbayar di Qbaca dapat dilakukan dengan pemotongan pulsa atau melalui anjungan tunai mandiri (ATM).
"Buku-buku elektronik mulai dari SD hingga SMA/SMK yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga tersedia di Qbaca tanpa dipungut biaya. Demikian pula, buku-buku dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta komik dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tersedia secara cuma-cuma di Qbaca," kata Sugiarto. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Bali mendominasi cerita rakyat yang kami siarkan dalam paket `1001 Cerita Nusantara` melalui aplikasikan Qbaca.com," kata Achmad Sugiarto selaku Executive General Manager Divisi Solution Convergence PT Telkom di Denpasar, Rabu malam.
Oleh sebab itu, dia secara mendadak dipanggil Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk membicarakan kelanjutan dari program "1001 Cerita Nusantara".
"Makin banyak naskah daerah Bali yang kami siarkan di Qbaca, maka semakin memungkinkan Bali dikenal di mancanegara, tidak saja karena keindahan alamnya, tetapi peninggalan bersejarah, termasuk cerita rakyat yang saat ini buku-bukunya makin langka," ujarnya.
Program tersebut, lanjut dia, memudahkan Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali dalam menyebarluaskan informasi mengenai cerita rakyat dalam bentuk "e-book" karena literaturnya semakin langka.
"Sejak paket `1001 Cerita Nusantara` kami luncurkan tahun lalu sampai sekarang sudah ada sekitar 300-an cerita rakyat dari 34 provinsi di Indonesia. Cerita rakyat Bali yang paling mendominasi," kata Sugiarto.
Di aplikasi Qbaca sendiri ada 1.000-an judul buku yang disiarkan atas kerja sama dengan beberapa penerbit. "Dari jumlah itu ada yang diunduh secara gratis dan ada yang berbayar tergantung kebijakan penerbit. Kami hanya menyediakan rumah," katanya.
Untuk unduhan buku yang berbayar, sebut dia, ada sekitar 200 transaksi per bulan, sedangkan yang bebas biaya sampai saat ini sudah tercatat sekitar 800 kali unduhan.
"Dengan adanya aplikasi ini, kami tidak hanya menyediakan jaringan internet, tetapi juga memberikan `content` yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam upaya melestarikan kebudayaan bangsa," ujar Sugiarto.
Dia berharap pada saatnya nanti semua buku yang disiarkan di Qbaca bisa diunduh oleh masyarakat secara cuma-cuma. "Sebenarnya kalau pun unduhannya berbayar, harganya jauh lebih murah daripada harga buku di toko," katanya menambahkan.
Selain itu, lanjut dia, pihak penerbit juga dimudahkan karena dengan disiarkan di aplikasi Qubaca, persoalan distribusi yang memakan waktu dan biaya sudah teratasi dengan sendirinya.
Sistem pembayaran unduhan buku-buku berbayar di Qbaca dapat dilakukan dengan pemotongan pulsa atau melalui anjungan tunai mandiri (ATM).
"Buku-buku elektronik mulai dari SD hingga SMA/SMK yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga tersedia di Qbaca tanpa dipungut biaya. Demikian pula, buku-buku dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta komik dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tersedia secara cuma-cuma di Qbaca," kata Sugiarto. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014